Kamis, 25 Maret 2021, Lukas 1: 26-38
Kata-kata Maria, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu!’ adalah perkataan yang sangat dikenal oleh semua orang Katolik. Kata-kata Maria itu menjadi kunci jawaban bagaimana manusia merelakan dirinya untuk dipakai ALlah menjadi sarana dan alat keselamatan di dunia ini. Itulah sebabnya kabar Sukacita menjadi perayaan besar karena Allah menghormati kebebasan Maria untuk rela dan sadar mengambil sikap mau bekerja sama dengan Allah.
Mungkin Maria saat itu tidak tahu apa konsekuensinya atas pernyataan dirinya! Dia pasti tidak pernah membayangkan bahwa mengasuh Yesus dan mengikutiNya akan membawa pada derita dan salib. Kalau dia tahu semua sebelum terjadi, secara manusiawi, Maria mungkin akan keberatan! Namun dalam ketidaktahuan itu, Maria menyerahkan semua kesanggupan dan masa depannya dalam tangan Allah. Dia membiarkan Tuhan sendiri yang menuntun dan mengatur hidupnya.
Menerima tawaran tugas yang jelas dan memberi keuntungan serta kegembiraan, tentu akan disanggupi oleh sebagian dari kita. Kita inginnya bahwa tugas yang kita terima itu jelas, ada hasil positif bagi diri sendiri, menguntungkan, serta kalau bisa tidak memberatkan hidup serta menyengsarakan. Tugas yang mendatangkan gengsi, prestise, serta menaikkan pamor atau menjadi terkenal juga diminati banyak orang. Tapi tugas yang rutin, menjemukan serta biasa saja, kadang dihindari oleh kita juga.
Kita perlu belajar dari semangat hidup bunda Maria yang membuka hati menerima perutusan apapun dari ALlah. Dia mau bekerja sama dengan Tuhan dan membiarkan Tuhan yang bekerja. Manusia diminta hanyalah suka rela memberikan dirinya. Mari kita berdoa agar setiap dari kita bisa berkata, “AKu ini hambaMu yan Tuhan, pakailah kebebasan, pikiran dan kehendakku untuk menjadi alatMu di dunia!”