2 Kor 8:1-9; Mat 5:43-48
Apa yang menjadi ciri khas orang katolik? Bukanlah salib yang terdapat corpus Christi (Tubuh Kristus) yang bergantung, bukan juga ciri kesatuan dalam satu kepemimpinan Paus. Lebih dari itu semua, ciri khas orang katolik adalah ajaran mengenai cinta kasih, mencintai orang lain seperti Allah mengasihi kita. Bagaimana aku mengasihi mereka yang berbuat kejahatan kepada kita, adalah suatu ajaran yang menguji keiklasan akan kualitas cinta kita. Tidakan kasih dan pelayanan kasih diuji dalam kesukaran dan penderitaan. Identitas seorang katolik adalah penghayatan kasih yang radikal, selalu berbuat baik kepada semua orang. Berbuat kebaikan kepada orang lain bahkan musuh-musuh kita adalah suatu syarat menjadi anak-anak Allah. Karena “Bapa di Surga membuat matahariNya terbit bagi orang yang jahat dan juga bagi orang yang baik.” (Mat 5:45). Hal itulah yang menjadi tema renungan hari ini.
Mengapa identitas orang katolik mengenai kasih ini penting di jaman sekarang? Karena ada kecenderungan dalam diri kita untuk berbuat baik hanya kepada mereka yang berbuat baik kepada kita. Tak jarang kita juga memberikan balas budi, imabalan kepada mereka yang telah berbuat kebaikan kepada diri kita. Memberi tanpa pamrih, mengampuni tanpa batas dan mengasihi dengan murah hati adalah teladan Yesus Kristus dalam mencintai. Dengan cara itulah kita menjadi sempurna seperti Bapa di surga sempurna adanya. Kesempurnaan yang dimaksud adalah kepenuhan, kesempurnaan anugerah Allah kepada kita. Bapa kita di surga sungguh mengetahui dan mengenal segala kelemahan kita. Berbuat baik secara radikal (mengampuni dan berbuat baik terhadap musuh-musuh kita) menjadikan hidup kita sempurna. Saat itulah hidup rohani kita bertumbuh dan berbuah.
“Tuhan Yesus Kristus, kasihMu memberikan kebebasan dan pengampunan. Penuhilah kami dengan Roh KudusMu dan buatlah hati kami digerakkan oleh KasihMu untuk senantiasa mengampuni dan mengasihi”