Kel 33:7-11;34.5b-9.28; Mat 13:36-43
Sebagai manusia yang masih bertubuh ada benih-benih ilalang: amarah, kebencian, iri hati, balas dendam dll., yang membuat perspektif diri menjadi sempit dan tidak mampu melihat rencana keselamatan Allah secara lebih luas dan menyeluruh. Yesus menjelaskan perumpamaan tentang gandum di antara ilalang karena kemampuan berpikir manusia terbatas. Apalagi jika manusia beraliansi dengan dunia dan segala kefanaannya. Pikiran Allah tak bisa diselami. Kasih dan kebaikan-Nya pun demikian luas dan dalam melampau pengetahuan manusiawi kita yang terbatas pada keinginan dan kepentingan sesaat.
Banyak kali kita terlalu dibebani dengan pikiran-pikiran negatif dan tidak berguna sehingga tidak ada ruang untuk mengaktifkan potensi-potensi diri kita yang baik dan bermanfaat untuk sesama. Kita terlalu fokus pada satu-dua hal yang sehingga mengisap seluruh waktu dan tenaga yang seharusnya bisa dilipatgandakan untuk melakukan kebaikan. Kita butuh kasih dan rahmat penyembuhan dari Allah supaya pikiran dan hati kita terbuka, dilepaskan dari beban-beban yang tidak perlu fokus dan bersatu dengan Allah dan kerajaan-Nya. Sebab saatnya akan datang dimana orang yang baik dan benar akan dipisahkan dari yang jahat. Ini memberi kita harapan dan peluang untuk bertobat dan kembali kepada kebaikan dan kebenaran. Sebab benih sabda Allah memiliki potensi untuk mentransformasi lahan yang tidak subur menjadi subur, yang tidak baik menjadi baik agar menghasilkan buah-buah yang berguna bagi pertumbuhan dan penyebaran kerajaan Allah dan demi keselamatan manusia.