Sabtu, 22 Oktober 2022



Lukas 13:1-9

Yesus mengajak kepada semua orang untuk melihat bahwa untuk menjadi pribadi yang baik, dibutuhkan sikap kerendahan hati, agar orang bisa berbenah diri, belajar dari pengalaman baik yang ia alami maupun pengalaman orang lain,  sehingga ia bisa menentukan apa yang bijak dan bertindak yang baik sejalan dengan apa yang di kehendaki Tuhan. Disanalah terjadi proses pertobatan yang membawa seseorang bisa semakin berkenan dihapadan Allah. “lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”(Mat 18:3). 

Dengan demikian semangat pertobatan diri, membawa seseorang semakin berhati-hati (berjaga-jaga) dalam memutuskan sesuatu dan bertindak, sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama, yang mungkin telah dilakukan diri sendiri atau orang lain. “Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?  Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”(Luk 13:4-5).

Oleh karena itu, hal yang baik perlu dilakukan untuk mengembangkan diri dalam kebaikan dan kebijaksanaan adalah  keberanian diri untuk mau belajar dari realita atau peristiwa-peristiwa kehidupan. Sebab setiap petistiwa menghadirkan pesan-pesan kepada manusia, namun tidak semua orang memperhatikannya, akhirnya pesan dari peristiwa-peristiwa tersebut lewat begitu saja. Dengan demikian, sekarang bagaimana seseorang bisa lebih peka dengan tanda-tanda yang hadir disetiap peristiwa dan mau dengan rendah hati menimba pelajaran dari sana.
“….dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.”(Mat 16:3).

Didik, CM