Jumat, 6 Januari 2022


Markus 1:7-11

Yesus dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Apa yang terjadi menunjukkan bahwa Sakramen Baptis menjadi tanda dan sarana yang menyelamatkan yang dihadirkan oleh Yesus Kristus, sehingga setiap orang yang telah dibaptis dicurahi Roh Kudus sehingga ia diangkat menjadi anak-anak Allah.  “Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.  Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”(Mrk 1:10-11).

Oleh karena itu Sakramen Baptis memiliki daya Ilahi yang membawa seseorang dilahirkan kembali dalam Roh, sehingga ia dianugerahi martabat yang mulia sebagai anak Allah. Dengan demikian ketika seseorang yang telah dibaptis ia menerima hak /warisan yaitu Kerajaan Allah/hidup kekal. “Oleh karena itu, martabat yang luhur ini layak untuk di jaga dan dilindungi. “Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”(Luk 3:3)

Bagaimana cara menjaga dan merawat anugerah  Sakramen Baptis? Caranya adalah dengan menghayatinya (iman) dalam kehidupan sehari-hari dangan melakukan segala yang baik seturut dengan kehendak Allah dalam perbuatan. “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”(Yakobus 2:17). Jika tidak dihanyati atau tidak disyukuri maka iman (Baptis) tidak akan berdaya guna.

Didik, CM