Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga
15 Agustus 2024 [B]
Lukas 1:39-56
Hari ini Gereja merayakan hari raya Maria Diangkat ke Surga. Melalui perayaan ini, Gereja mengingatkan kita bahwa Maria, bunda Tuhan kita, ketika perjalanan hidupnya berakhir di bumi, jiwa dan raganya diangkat ke dalam kemuliaan surgawi. Namun, sebuah pertanyaan mungkin muncul: mengapa Maria harus naik ke surga dengan jiwa dan raganya segera setelah kematiannya, sementara kita semua, harus menunggu sampai penghakiman terakhir? Bukankah ini sedikit tidak adil?
Alasannya adalah kasih. Santo Thomas Aquinas mengajarkan bahwa kasih mencari persatuan dengan yang dikasihi (lihat ST. I.II. q.28 a.1). Secara sederhana, ketika kita mengasihi seseorang, kita berharap agar kita selalu dekat dengan orang tersebut, dan dengan menjadi dekat, kita dapat memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengasihi. Semakin kita mengasihi, semakin kita dipersatukan, dan semakin kita dipersatukan, semakin kita mengasihi. Contoh yang baik adalah orang tua yang baik. Mereka selalu ingin dekat dengan anak-anak mereka karena dengan dekat, mereka dapat lebih mengasihi anak-anak mereka dengan cara melindungi, menyediakan, dan mendidik anak-anak mereka.
Demikian juga, mereka yang mengasihi Allah berusaha untuk bersama dengan Allah. Ketika kita mulai mengasihi Allah, kita mulai meluangkan waktu untuk berdoa dan menghadiri Ekaristi setiap hari Minggu. Kita mulai membaca Alkitab dan belajar tentang iman kita. Ketika kita bertumbuh dalam kasih, kita menghabiskan lebih banyak waktu dengan Tuhan, lebih banyak waktu dalam doa, lebih sering mendengarkan Misa, terlibat dalam pelayanan dan dalam komunitas. Namun, kita juga menyadari bahwa kesatuan kita dengan Tuhan tidaklah sempurna di dunia ini. Kita perlu bekerja atau bersekolah. Kita perlu mengurus keluarga kita. Kita perlu mengurus urusan duniawi yang tak ada habisnya. Hati dan kasih kita pun terbagi.
Namun, ada satu orang yang mengasihi Allah secara total dan tidak terbagi bahkan di dunia ini. Dia adalah Maria. Hidupnya sepenuhnya didedikasikan untuk mengasihi Yesus, bahkan sejak sebelum kelahiran-Nya hingga akhir hayat-Nya di kayu salib. Dia tidak pernah terpisah dari Yesus dalam kehidupannya di dunia. Dan dengan demikian, ketika ia meninggal dunia, kasihnya yang luar biasa, yang disempurnakan oleh rahmat Allah, tidak hanya menarik jiwanya tetapi juga tubuhnya ke dalam persatuan dengan Allah.
Diangkatnya Maria ke surga mengajarkan kepada kita bahwa persatuan dengan Allah di surga dimulai dengan kasih kita di bumi. Semakin kita mengasihi Allah di bumi ini, semakin mudah kita ditarik ke surga. Namun, bagaimana kita dapat mengasihi Allah lebih dalam jika kita juga harus mengurus hal-hal duniawi? Memang, kita tidak dapat berdoa setiap saat, tetapi kita dapat selalu menyenangkan hati Allah dengan berbuat baik dan menghindari dosa dalam segala hal yang kita lakukan. Kita juga dapat mengasihi Allah melalui kasih terhadap sesama. Melalui kehidupan moral yang baik, kita dipersatukan dengan Tuhan bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kita tidak selalu sadar akan Tuhan setiap saat, kita tahu bahwa hidup dan tindakan kita berorientasi pada Tuhan.
Surabaya
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP
Pertanyaan-pertanyaan panduan:
Apa yang ada di benak Saya ketika Saya mendengar Maria Diangkat ke Surga? Apa yang Saya pahami tentang dogma Maria ini? Apakah tiga dogma Maria yang lain? Apakah Saya memiliki hubungan khusus dengan Maria?
Bagaimanakah Saya mengasihi Allah? Seberapa kuatkah kasih Saya kepada Allah? Bagaimana Saya meningkatkan kasih Saya kepada Allah? Apakah Saya sering berdoa? Bagaimana cara Saya berdoa? Apakah Saya menjalani kehidupan moral yang baik? Apakah Saya menyenangkan hati Allah dalam tindakan Saya sehari-hari? Apakah Saya mengetahui hukum-hukum Allah? Apakah ada dosa yang sedang Saya hadapi sekarang?