Fr Ignasius Joko Purnomo O.Carm

  1. Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Dalam perjalanan hidup kita sebagai orang beriman, sering kali kita mencari tanda-tanda yang jelas akan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita. Kita mungkin berpikir bahwa dengan melihat tanda atau mukjizat besar, iman kita akan menjadi lebih kuat dan keraguan kita akan hilang.
  • Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegur orang banyak yang sedang berkumpul di sekitar-Nya. Yesus menyebut mereka sebagai “angkatan yang jahat,” karena mereka mengabaikan banyak tanda yang sebenarnya sudah diberikan. Mereka meminta tanda sebagai bukti bahwa Yesus benar-benar utusan Allah, padahal mereka telah menyaksikan banyak mukjizat dan mendengar pengajaran-Nya. Mereka masih saja menuntut tanda lain. Akhirnya, Yesus pun menjawab bahwa tidak akan ada tanda lain selain “tanda Nabi Yunus.”

Apa yang dimaksud oleh Yesus dengan “tanda Nabi Yunus”? Yunus adalah seorang nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan pesan pertobatan kepada kota Niniwe, sebuah kota besar yang penuh dosa. Meskipun pada awalnya Yunus ragu, ia akhirnya menaati panggilan Tuhan, dan penduduk Niniwe pun bertobat. Yesus mengingatkan kita bahwa sebagaimana Yunus menjadi bagi tanda bagi orang Niniwe, demikian pula kebangkitan-Nya kelak adalah tanda terbesar bagi kita semua. Sama seperti Yunus yang berada dalam perut ikan selama tiga hari, Yesus juga akan berada dalam kubur selama tiga hari sebelum bangkit dari kematian.

  • Yesus menegur orang banyak karena meskipun tanda terbesar dari Allah sudah ada di depan mereka, yaitu  kehadiran Yesus sendiri sebagai Putra Allah; mereka tetap tidak percaya. Ini adalah pelajaran penting bagi kita. Seberapa sering kita juga mencari tanda-tanda yang jelas dari Tuhan dalam hidup kita, namun kita gagal melihat bahwa Tuhan sudah hadir? Kita mungkin berharap melihat mukjizat atau keajaiban besar, tetapi lupa bahwa Tuhan juga bekerja melalui hal-hal kecil dan biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh: Setiap kali kita mengalami cinta, perhatian, atau dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat, itu adalah tanda kehadiran Tuhan. Ketika seorang ibu bangun di malam hari untuk menjaga anaknya yang sakit, atau ketika seorang ayah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, ini adalah cara Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada kita melalui tindakan-tindakan sederhana. Ketika kita menghadapi kesulitan dan seseorang hadir untuk membantu, itu bisa menjadi cara Tuhan menjawab doa kita. Pertolongan dari seorang teman yang mendengarkan masalah kita, seorang rekan kerja yang membantu dengan pekerjaan yang menumpuk, atau bahkan kebaikan dari orang asing di jalan adalah tanda bahwa Tuhan hadir melalui kebaikan hati orang lain. Melalui contoh-contoh ini, kita diingatkan bahwa Tuhan tidak selalu hadir dalam hal-hal besar dan luar biasa, tetapi justru dalam hal-hal kecil dan biasa yang sering kita alami setiap hari. Kita diajak untuk lebih peka dan membuka hati terhadap tanda-tanda kecil kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita.
  • Saudara-saudari, Yesus ingin mengingatkan kita bahwa iman yang sejati tidak bergantung pada tanda-tanda lahiriah yang dramatis. Kebangkitan-Nya dari kematian adalah tanda terbesar dari kasih Allah yang telah diberikan kepada kita. Pertanyaannya adalah: apakah kita menyadari kehadiran Tuhan yang sudah begitu nyata melalui Ekaristi, Sabda-Nya, dan kasih yang kita alami setiap hari? Seperti penduduk Niniwe yang bertobat ketika mendengar peringatan Yunus, kita juga dipanggil untuk bertobat dan mengubah hidup kita, bukan karena kita melihat tanda-tanda ajaib, tetapi karena kita percaya bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita. Pertobatan bukanlah hasil dari mukjizat yang luar biasa, tetapi dari hati yang terbuka terhadap panggilan kasih Tuhan.
  • Marilah kita berhenti sejenak dan merenungkan: apakah kita masih menunggu tanda-tanda dari Tuhan ketika sebenarnya tanda terbesar sudah diberikan kepada kita? Kebangkitan Yesus adalah tanda kasih yang melampaui segalanya. Kita dipanggil untuk memiliki iman yang tidak menuntut tanda-tanda fisik, tetapi iman yang mengandalkan kasih setia Tuhan yang selalu hadir di sekitar kita.
  • Saudara-saudari terkasih, Yesus adalah tanda terbesar dari kasih Allah bagi kita. Mari kita tanggapi panggilan ini dengan hati yang penuh iman dan pertobatan sejati, agar kita semakin peka terhadap kehadiran-Nya dalam hidup kita, meskipun dalam bentuk yang paling sederhana.