Renungan, 02 Januari 2025
Yohanes 1:19-28
Oleh: Agustinus Suyadi, O.Carm
PEMBUKA
Sejak dikandung Elisabet, Yohanes telah disertai tanda-tanda heran. Ketika dewasa, ia tampil memukau dengan suara menggelegar untuk memersiapkan kedatangan Mesias. Saat banyak orang mengira dirinya mesias, dengan rendah hati ia menunjuk Yesus sebagai tokoh sentral keselamatan. Akhirnya, ia mati dengan dipenggal kepalanya.
- NABI TERBESAR
Yesus pernah menyebut Yohanes Pembaptis sebagai nabi terbesar dalam sejarah. Kebesarannya bukan karena kehebatannya, tetapi oleh karena pengenalannya akan Yesus yang sempurna sebagai Mesias. Dari situ, ia lantas mampu menjadi pewarta tentang ke-Allah-an Yesus. Ketika banyak orang merindukan datangnya Mesias, ia menarik semua orang dengan kata dan tindakan untuk diserahkan kepada Yesus. Begitu Yesus telah aktif di khalayak, ia pelan-pelan mundur dengan rendah hati.
- POSISI YANG TEPAT
Orang yang mengenal Tuhan secara tepat, ia bisa memosisikan dirinya di hadapan Tuhan secara tepat pula. Ketika banyak orang menganggap dirinya Mesias, Yohanes berkata, “Membuka tali kasut-Nya pun, aku tidak layak!” Membuka tali kasut adalah pekerjaan seorang budak. Maka, kita bisa melihat betapa rendah hatinya Yohanes. Justru karena itu, Yohanes melonjak kegirangan dan tidak pernah lelah dalam mewartakan Yesus sebagai Mesias. Ketika mengalami keraguan, dari penjara ia mengutus muridnya untuk bertanya kepada-Nya tentang Mesias. Akhirnya, meski mati secara keji, ia diteguhkan oleh yang dilihatnya, yakni Yesus, Sang Mesias.
- PEWARTAAN DI ZAMAN BAPA GEREJA
Hari ini Gereja merayakan dua tokoh besar, yakni Basilius dan Gregorius. Mereka berdua dengan tegas melawan bidaah Arianisme yang menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan. Dalam tindakan yang nyata, mereka hidup dengan cara yang saling melengkapi. Basilius yang lembut dan murah hati menampilkan belas kasih Allah. Ia selalu siap menolong orang miskin. “Berikanlah makanan terakhirmu kepada orang miskin yang mengetuk pintumu” demikian nasihatnya. Demikian Gregorius, dia seorang pengkotbah yang ulung. Dengan kotbah dan tulisannya, banyak orang bertobat. Bahkan, ada satu orang pemuda yang hendak membunuhnya juga bertobat.
PENUTUP
Natal, Yesus lahir sebagai manusia, tinggal dalam hati kita juga mesti kita wartakan kepada banyak orang. Melalui kita yang telah ditebus, Tuhan berkenan diwartakan seturut tugas kita masing-masing. Kita dipanggil untuk mengenalkan Yesus kepada dunia melalui kelembutan, kebaikan, dan kerendahan hati.