RP Hugo Sudiyanto O.Carm

Lukas 21:5-11

Selasa, 25 November 2025

Ciptaan Allah yang namanya manusia sungguh luar biasa. Sebagaimana penciptanya, ia dapat membuat karya seni yang mengagumkan. Dalam warta hari ini  para murid dan beberapa orang merasa kagum akan keindahan dan kemegahan Bait Allah dengan segala pernak-perniknya. Namun pada saat yang sama, Yesus justru menubuatkan bahwa pada suatu saat, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur, tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain [Luk 21:16]. Nubuat tersebut tentu sangat mengejutkan dan menimbulkan berbagai macam reaksi dari para murid dan orang-orang yang ada di situ. Ada murid yang langsung bertanya tentang kapan hal itu akan terjadi dan apa tanda-tandanya. Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan, melainkan mengajarkan bahwa Bait Allah yang sejati itu adalah kehidupan manusia, bukan bangunan yang dibuat oleh tangan manusia dengan segela kemegahannya. Kenyataan ini dapat mengantar kita pada makna sejati Gereja. Gereja sejati, umat Allah. Jika  ditulis dengan huruf G, jiikalau gereja ditulis dengan huruf g kecil berarti bangunan.

Dengan penegasan tersebut, Yesus hendak mengajarkan bahwa Bait Allah yang sejati adalah persekutuan jemaat dan juga setiap pribadi yang percaya kepada-Nya. Karenanya,  jika hanya mengagumi bangunan Bait Allah betapapun indahnya tidak akan pernah membawa seseorang pada keselamatan. Sebaliknya seseorang akan sampai kepada keselamatan jika ia berjuang menjaga Bait Allah yang sejati, yakni dirinya sendiri, dan juga komunitasnya. Caranya antara lain menjaga lidah, tutur kata dan perbuatan baik, sehingga persekutuan terbangun dengan baik. Persekutuan yang baik akan melahirkan belarasa kepada sesama. Sebaliknya, siapa saja melakukan perbuatan yang tercela dan bertutur kata yang menyakiti sesama akan menghancurkan Bait Allah yang sejati, mengancurkan persekutuan. Untuk dapat menjaga Bait Allah sejati, persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus, kita perlu berorientasi kepada yang abadi, bukan yang sementara saja.