Bacaan I Yesaya, 55:6-9; Mateus 20:1-16
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu , dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Setelah ditanya soal kehidupan dan kebaikannya di dunia, seorang imam diijinkan Tuhan untuk menikmati surga. Namun alangkah terkejutnya ketika di surga ia bertemu dengan Hugh Hefner, pendiri majalah dewasa “Playboy.” “Bagaimana mungkin orang seperti ini masuk surga? Pasti ada yang salah! Dia telah menghancurkan dunia dengan tindakannya yang tidak bermoral, menyebarkan majalah porno. Ini tidak adil” kata sang imam.
Lalu sang imam protes pada Tuhan mengapa Hefner dimasukkan ke surga. Dan Tuhan menjawabnya, “Hai imamku, bukankan engkau sudah berjanji di dunia hendak hidup selibat, tidak menikah? Dan Aku sungguh memujimu karena engkau setia akan janjimu. Bukankan sekarang engkau menikmati kebahagian abadi di surga. Apakah engkau marah dan iri hati kenapa aku bermurah hati pada Hefner?
Sering kali itulah yang kita pikirkan ketika kita membandingkan kehidupan kita dan orang lain. Mengapa saya diberi sakit, derita, serta bukan keberuntungan? Sedangkan orang lain yang jarang ke Gereja mendapat kebahagiaan? Kita mengukur atas ukuran manusiawi kita, dan pandangan kita. Keadilan dalam ukuran kita terjadi kalau Allah memberikan rahmat dan hukuman kepada semua orang sesuai dengan perbuatan dan pahala.
Namun pertimbangan manusiawi kita tidak sepenuhnya berjalan demikian. Allah bebas memberikan rahmatNya pada siapapun Ia mau. Karena namanya Rahmat, pemberian itu diberikan sebagai hadiah, bukan atas dasar orang tersebut pantas atau tidak menerimanya, baik atau buruk kelakukannya. Semua dberikan atas dasar kebaikan dan kemurahan hati TUhan semata.
Tuhan itu lebih dari sekedar adil, Dia amat bermurah hati. Bacaan pertama hari MInggu ini menyimpulkan bagaimana sikap Allah, “Jalanku bukan jalanmu, pertimbanganKu bukan pertimbanganmu.” Semoga kita belajar mengenal jalan-jalan Allah yang sering kali tak seperti pertimbangan manusiawi kita.