Imagine…-ThisKitab Kebijaksanaan diyakini oleh Katolik Roma dan Gereja Orthodok sebagai kitab suci, sedangkan sebagian besar Gereja Protestan menilai kitab kebijaksanaan bukan bagian dari Kitab Suci atau kitab apokrif. Dinilai sebagai kitab apokrif karena Kebijaksanan diragukan akan adanya wahyu Ilahi yang menginspirasi penulisnya. Kitab ini ditulis di daerah Alexandria – Mesir oleh orang Yahudi yang sudah terpengaruh budaya Yunani di tahun 1 Sebelum Masehi.

Amat indah dan mengagumkan ketika pengetahuan manusia akan yang Ilahi dari dunia Yahudi, dibahasakan oleh orang yang memahami Filsafat Yunani. Kebijaksaan 7: 22-25 menggambarkan sifat-sifat ilahi dalam karakter filosofi. Kebijaksaan itu adalah daya ilahi yang melingkupi seluruh ciptaan.

Kebijaksanaan itu indah, suci, tak melukai, transparan, penuh kebaikan, dan jelas. Ia juga kokoh, kuat, penuh damai, inteligent serta murni. Kebijaksaan dipersonifikasi sebagai seorang perempuan. Ia bergerak mengatasi seluruh gerakan karena ia murni. Ia adalah aura Allah, dicintai Allah dan para nabi. kebijaksanaan dapat menciptakan segalal sesuatu, melebihi segala sesuatu, dan mengatasi segala waktu. Ia lebih dari matahari karena ia adalah cermin kebaikan dan kekuatan Allah.

Personifikasi Kebijaksaan sebagai kekuatan, terang dan sabda Allah muncul juga dalam pembukaan Injil Yohanes. Yohanes melukiskan Yesus sebagai kebijaksaan Allah, Dia adalah inkarnasi dari sabda Allah, terang yang datang ke dunia. Lewat Dia segala sesuatu dijadikan, dan terang itu tak dapat dikuasai oleh kegelapan, karena terang itu berasal dari Allah. Sebuah lukisan yang mirip dengan gambaran Wisdom dalam kitab Kebijaksanaan.

Mintalah hari ini agar karakter kebijaksaan Allah kita miliki, membuat kita berkarakter lembut dan kuat, inspiratif dan transparan, dikasihi Allah dan semua orang karena membawa kebaikan.