Selasa, 22 Desember 2015, Luk 1: 46-56
Kalau kita amati dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak begitu mudah menemukan kegembiraan dan sukacita dengan hal-hal sepele dan sederhana. Itulah yang saya temukan ketika saya masih bertugas di Kamerun. Setelah makan siang, biasanya saya menemui anak-anak SD yang mampir di Seminari untuk sekedar minum air dan mengisi air di botol yang mereka bawa. Di daerah sekitar seminari, air merupakan sesuatu yang langka dan berharga. Seminari menyediakan air untuk penduduk sekitar, dan hal itu sangat berarti bagi mereka. Suatu hari, di bawah teriknya sinar matahari yang menyengat, terdengar suara anak-anak yang sedang berebut untuk minum air dari salah satu kran yang letaknya di halaman seminari. Terlihat kegembiraan dan keceriaan di wajah mereka setelah meneguk segelas air yang bisa membasahi tenggorokan mereka. Kegembiraan dan sukacita itu terungkap dari hati yang polos dan sederhana seperti yang dimiliki anak- anak itu.
Injil hari ini menuturkan kidung Magnificat Bunda Maria yang mengungkapkan kegembiraan dan sukacita karena kehadiran Yesus. Kidung Magnificat menjadi doa Bunda Maria yang taat dan beriman kepada Allah. Kidung Magnificat mengajarkan kepada kita mengenai pentingnya kerendahan hati dan kesederhanaan. Orang yang rendah hati dan sederhana akan dimampukan untuk mengalami kegembiraan dan sukacita, seperti anak-anak yang memiliki hati yang polos dan sederhana. Rasa syukur dan kebahagiaan yang sejati itu juga bersumber dari keutamaan kerendahan hati dan kesederhanaan. Marilah kita belajar dari Bunda Maria agar kita mampu menjadi rendah hati dan sederhana dalam menyambut Yesus yang hadir dan memperbarui hati dan hidup kita.