
Yeh 34:11-16
Rm 5:5b-11
Lukas 15:3-7
Devosi kepada Hati Kudus Yesus amat terkenal dan dianggap sebagai yang paling popular di samping Rosario di dalam Gereja Katolik.
Hati manusia adalah organ vital yang menjadi pusat hidup darinya kemampuan fisik, emosional, pengetahuan dan moral serta spiritual seseorang menyatu dan membentuk seseorang sebagai pribadi utuh. Sebagai simbol, hati merujuk bahasa kasih dan kekuatan batin seseorang. Keterikatan batin antara dua kekasih, misalnya disimbolkan dengan hati, pusat batin yang mengikat mereka satu sama lain, darinya mengalir cinta dan kesetiaan untuk saling menjaga dan melindungi dalam relasi cinta, hidup dan mati di antara mereka.
Hati Kudus Yesus diyakini sebagai sumber kebijaksanaan emosional, pengetahuan, moral dan spiritual-Nya, menyatu dan menjadi sumber rahmat kasih dan kerahiman Allah. Dari dalam hati-Nya mengalir air dan darah, simbol yang membawa kelahiran baru, yang menyucikan dan membersihkan luka dan dosa-dosa kita, menyatukan kita satu sama lain sebagai putra-putri Allah. Darah dan air yang mengalir keluar dari Hati-Nya adalah bukti bahwa pengorbanan-Nya tidak sia-sia melainkan semata-mata demi keselamatan manusia yang dianugerahkan oleh Bapa. Di atas segalanya, hati Yesus adalah kasih Allah semata-mata. Kasih Yesus menginspirasi, memberi arah, menarik hati manusia dari-Nya segala sumber kekudusan, moral dan spiritual berasal. Kasih menjadi alasan utama mengapa Yesus menderita di salib dan mati untuk keselamatan kita. Hati Kudus Yesus adalah sumber tak habis-habisnya manifestasi Ilahi, kasih Allah semata, terluka, menderita dan tersalib, namun merangkul, menyembuhkan, menguduskan dan memberi arah arah bagi jiwa-jiwa; asal kekaguman dan kerinduan manusia tentang arti hidup yang sesungguhnya, dari mana, ke mana dan kepada siapa orang mesti mencari dan mendapat jawab:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Ku-pasang dan belajarlah dari pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketengan. Sebab kuk yang kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Mat 11:29-30)