Senin, 27 February 2017

Serahkan kecanduanmu pada Tuhan

Sirach 17: 20-27; Psalm 32: 1-2, 5, 6, 7; Mrk 10: 17-27

Dua hari lagi kita akan memasuki masa Pra Paskah. Kita akan menerima abu pada hari rabu abu sebagai salah satu tanda pertobatan. Bacaan hari ini seolah mempersiapkan kita untuk memasuki retret agung ini. Bacaan-bacaan menantang kita untuk melihat kembali secara serius relasi kita dengan Tuhan. Kitab Sirakh mengajak kita untuk bertobat dari dosa-dosa kita dan bacaan injil menantang kita untuk lebih berdisiplin dalam mengikuti Yesus. Kita di ingatkan kembali untuk membangun relasi dengan Tuhan tidak sebatas pada inteluaktual semata, akan tetapi harus lebih pada komitment yang melibatkan seluruh diri/pribadi kita: pikiran, hati, jiwa dan raga kita.

Bacaan-bacaan juga mengajak kita untuk melihat gaya hidup kita sehari-hari. Melihat cara lama hidup kita yang mungkin jauh dari Tuhan dan kembali pada jalan Tuhan. Kita ditantang untuk mati terhadap cara lama hidup kita, dosa karena egoisme dan cinta diri sendiri harus ditinggalkan demi cara hidup baru yang dijanjikan Yesus. Semakin kita menolak cara lama hidup kita dan keluar dari berbagai ikatan yang menghambat kita dalam mengikuti Yesus, kita akan semakin bersatu dengan Yesus Kristus yang bangkit.

Bacaan-bacaan juga memampukan kita untuk terbuka mengakui keberdosaan kita dan berani memohon ampun dari Tuhan. Mengakui dosa-dosa kita termasuk apa saja yang menjadi ‘kekayaan’ kita yang kita miliki, yang kita enggan untuk tinggalin. Kekayaan itu tidak hanya uang atau kedudukan. Kekayaan itu bisa berupa aspek hidup kita yang kita anggap penting dan susah untuk di lepas dan sekaligus menjadi penghambat dalam perjalanan kita sebagai pengikut Kristus. Kekayaan itu bisa berupa kecanduan yang susah ditinggalin seperti makan dan minum yang berlebihan; duduk di depan TV berjam-jam, tiada hari tanpa internet yang tak terkontrol-kan, dls.

Hal-hal yang berkaitan dengan kecanduan adalah hal-hal yang mengontrol hidup kita dan menghambat diri kita untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Ketika kita berpikir tentang ‘kekayaan’ dalam konteks ini maka kita tidak heran kenapa murid-murid Yesus bereaksi ketika Yesus mengatakan betapa sulitnya orang-orang kaya masuk dalam kerajaan Allah. Murid-murid Yesus bertanya, siapa yang akan diselamatkan? Kita semua mempunyai ‘kekayaan’/kecanduan yang sering kali menguasai diri kita. Yesus berkata, “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!”

Mari kita mempersiapkan diri kita dalam menyambut masa Pra-Paskah dengan secara jujur melihat kehidupan kita secara jujur dan mohon pengampunan dari Tuhan atas dosa-dosa kita. Kita tidak hanya memohon belas kasih Allah saja, akan tetapi meminta kekuatan dari –Nya untuk dapat keluar dari kecanduan yang menghalangi kita dalam mengikuti Yesus. Dengan demikian kita dapat bergembira sebagaimana mazmur katakan hari ini “Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-sorailah, hai orang jujur.