Kamis, 2 Maret 2017

Mau pilih kehidupan atau kematian?

Ul 30:15-20, Luk 9:22-25

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”

Hari kedua masa prapaskah, Penginjil Lukas mengajak kita untuk merenungkan seberapa dalam komitmen kita dalam mengikuti Yesus. Yesus dalam bacaan hari menegaskan, ““Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Yesus mengingatkan kita bahwa mengikuti Dia adalah sesuatu yang perlu kita lakukan ‘setiap hari’, dan ‘setiap hari’ ini merupakan bentuk penyangkalan diri dan salib yang perlu dipikul. Mengapa? karena sebagai manusia yang diberikan kebebasan, kita dapat saja dengan mudah mengatakan ‘tidak’ dan mencari jalan yang lebih mudah sesuai dengan kemauan kita sendiri. ‘Setiap hari’ menunjukan bahwa tidak ada hari libur dalam mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus bukan sesuatu yang asal-asalan, bukan sesuatu yang kita lakukan dari sisa waktu kita. ‘Setiap hari’ menuntut adanya komitmen. Yesus meminta komitment kita dalam mengikuti Dia. Dalam pembaptisan kita semua berjanji untuk mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh, mengikuti jalan yang telah ditunjukkan kepada kita, kehidupannya, ajaranya bahkan kematiannya. Bacaan pertama Nabi Musa mengajak kita untuk memilih hidup dan kebahagiaan. Dan kita bersyukur bahwa dalam pembaptisan kita diangkat menjadi saudara-dan saudari dalam Kristus dan tahu apa yang harus kita lakukan dalam mengikuti Yesus. Dengan mengikuti Yesus dan menyangkal diri kita serta memikul salibnya setiap hari, sesungguhnya kita telah memilih hidup dan kebahagiaan.

Mari dalam masa puasa ini kita meningkatkan mutu hidup kita sebagai pengikut Yesus yang tahu memilih hidup dan kebahagiaan daripada memilih kematian dan kebinasaan. Lewat almsgiving, kita dilatih untuk memberi secara tulus bagi yang membutuhkan. Melalui puasa kita dilatih untuk menahan diri kita dari segala hal yang menghalangi kita dalam mengikuti Yesus. Dengan berdoa, kita dituntun untuk menyadari betapa pentingnya membangun relasi dengan Tuhan karena dengannya kita mengetahui kehendakNya dan dengan berani mengaplikasikannya dalan hidup kita sehari-hari