Pesta St. Yoakim dan St. Anna

Matthew 13:1-9

26 Juli, 2017

Hari ini Injil menyasikan perumpamaan tentang penabur. Sang penabur menaburkan benih, dan pertumbuhannya bergantung pada jenis tanah. Yesus mau mengajarkan para pendengar-Nya agar punya fokus dan para murid agar berharap bahwa pewartaan-Nya akan berhadapan dengan gelombang penolakan terhadap diri-Nya dan juga para pengikut-Nya.

Si penabur adalah Allah sendiri. Benih yang ditaburkan adalah sabda Allah, yang tajam seperti pedang (Yes 49:2), atau seperti pedang bermata ganda (Ib 4:12), untuk memurnikan dan menguatkan bagaikan api dan palu (Yer 23:29).

Tanah di jalan yang keras adalah para pendengar sabda Allah yang tertutup mata dan hati oleh kemalasan, ketakutan, kecurigaan dan egoisme. Tanah di atas batu karang ialah tipe orang yang suka akan hal-hal baru dan easy going tanpa jati diri yang kuat serta tidak ingin berserah diri pada kehendak Allah. Tanah yang ditumbuhi rumput liar adalah mereka yang teradiksi oleh kebiasaan dan kecenderungan iblis dan hati mereka dipenuhi oleh iri hati, benci dan kerakusan.

Tanah yang baik dan subur diwakili oleh mereka yang berpikiran terbuka dan berhati murni, bersemangat tinggi dan punya kehendak yang kuat untuk mendengarkan sabda Allah dan melakukannya dalam hidup mereka. Di dalam Injil ada Zakheus, perempuan berdosa, pencuri yang disalibkan bersama Yesus, St. Agustinus, St. Fransiskus Xaverius, St. Theresa Calcutta, St. Arnoldus Janssen dan St. Josef Freinademetz; mereka semua termasuk contoh tanah yang subur, pendengar dan pelaku sabda Allah. Bunda Maria, putri St. Yoakim dan St. Anna, adalah model sempurna tanah subur, pendengar dan pelaku setia sabda Allah di mana Sang Penebus boleh datang ke dalam dunia untuk mencari dan menyelamatkan domba-domba yang hilang dan tersesat.