Senin, 1 Januari 2018

Maria Bunda Allah

Luk 2, 16-21

Hari ini merupakan hari pertama di tahun 2018. Setiap tanggal 1 Januari 2018, Gereja mengundang kita untuk merenungkan peran Bunda Maria dalam sejarah keselamatan sebagai Bunda Allah. Sejak Konsili Efesus th. 431, Gereja Katolik mendeklarasikan ajaran iman mengenai Maria, Bunda Allah. Kemudian Pius XI pada tahun 1932, menjadikan suatu perayaan liturgi dalam Gereja Katolik pada tanggal 11 Oktober dan selanjutnya tanggal tersebut dipindahkan pada tanggal 1 Januari dalam oktaf Natal. Hari Raya Maria Bunda Allah juga dideklarasikan sebagai Hari Perdamaian sedunia, Maria, Ratu Damai (Regina Pacis).

Bacaan Injil hari ini mengundang kita untuk merenungkan Maria sebagai Bunda Allah dan juga Bunda kita semua, umat beriman. Injil Lukas mempresentasikan suatu perjumpaan antara para gembala dan Bayi Yesus yang ada di pangkuan Maria, BundaNya dan dalam pendampingan Yosef, suami Maria. Kehadiran para gembala, Maria, Yosep dan Bayi Yesus yang terbaring di atas palungan, menjadi suatu gambaran Gereja yang bersatu dalam menyembah Sang Juru Selamat. Perjumpaan itu menjadi saat untuk bertatap muka, bersentuhan, bertemu pandang, hadir bersama dalam keheningan. Demikianlah gambaran pengalaman para gembala berjumpa dengan Bayi Yesus. Perjumpaan seperti itu juga kita alami sampai saat ini dalam misteri sakramen-sakramen dalam Gereja, terutama sakramen ekaristi. Kita mengalami kehadiran Allah dalam SabdaNya dan Tubuh dan DarahNya yang kita santap. Yesus Kristus yang bangkit hadir secara pribadi dalam diri kita. Bunda Maria disebut sebagai Bunda Allah yang menjadi ‘tabernakel’ yang pertama, di mana Yesus bersemayam di dalam rahimnya. Seperti para gembala mengalami kegembiraan dan sukacita dalam perjumpaan itu, kita pun mengalami sukacita dan kegembiraan setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus dalam sakramen ekaristi. Kita pun selanjutnya diutus seperti para gembala, untuk mewartakan Kabar Gembira, kabar keselamatan, kedamaian dan pengharapan ke seluruh dunia.

« Yesus, Sang Juru Selamat, jadikanlah hati kami seperti hati para gembala yang berani mewartakan Kabar Gembira kepada semua orang, terutama kepada para miskin papa. Amin »