Senin 17 Desember, 2018
Bacaan I : Kejadian 49 : 2.8-10
Injil : Matius 1 : 1-17
Sejarah Keselamatan
Tak seorangpun mampu mengetahui pikiran Allah. Tak seorangpun juga mampu menebak rancanganNya. Terkadang jalan pikiran Tuhan terkesan mbulet alias berbelit-belit. Semestinya sebagai seorang Allah, Tuhan, Ia mampu memberikan jalan keselamatan sekali jadi. Namun dalam Injil yang kita baca hari ini, kita dihadapkan pada sejarah keselamatan Allah yang sedemikian panjang. Di akhir bab Injil pada hari ini kita baca demikian, « Jadi seluruhnya ada : empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus ». Dalam perikop ini kita temui jalan panjang keselamatan dari Tuhan karena harus melewati 42 garis keturunan. Sungguh sangat lama dan memakan waktu berabad-abad lamanya. Namun perlu pula kita ingat bahwa bagi Tuhan tidak ada lama ataupun singkat. Yang ada dalam Tuhan adalah ke-kekalan, alias kesempurnaan. Waktu yang lama bagi manusia, namun bagi Tuhan hanya sekejap.
Sejarah keselamatan sebenarnya telah ada dalam pikiran Tuhan sejak awal mula Ia menciptakan alam semesta dan seisinya, karena kita yakin bahwa sebagai seorang Pencipta Ia telah memperhitungkan situasi dan kondisi ciptaanNya. Maka bagi Allah rencana keselamatan itu adalah bagian dari karya penciptaanNya. Kalaupun itu terasa lama, karena kita melihatnya berdasarkan perhitungan waktu manusiawi kita. Berpangkal dari hal ini kita bisa berkaca bahwa sejarah keselamatan dilaksanakan dalam kerangka waktu manusiawi, artinya dalam sejarah umat manusia. Dengan demikian kitapun sebenarnya diajak oleh Tuhan untuk menghargai waktu yang telah Ia berikan kepada kita. Bagi Allah setiap saat, setiap detik adalah kesempatan yang Ia berikan kepada kita, karena keselamatan Allah dapat terjadi kapan saja, kita tak pernah bisa tahu. Sebenarnya pula, Allah senantiasa menyelamatkan kita seiring dengan tiap tarikan nafas kita. Bila kita mengingat hal ini betapa bersyukurnya kita, karena Allah begitu mencintai kita, karena Ia menyelamatkan kita tiap saat seiring dengan detakan waktu kehidupan kita. Kiranya kita mampu mensyukuri karya keselamatan Allah dalam hidup kita masing-masing, dan kiranya pula dengan kesadaran ini kitapun mampu mensyukuri anugerah kehidupan yang ia berikan kepada kita maupun kepada sesama kita. Semakin kita mampu mensyukuri anugerah kehidupan yang kita terima, maka kitapun akan semakin bahagia menjalani kehidupan kita. Amin. Tuhan memberkati.