Rabu, 2 Januari 2019
Peringatan Wajib St. Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze
1Yoh. 2:22-28; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 1:19-28
MEWARTAKAN KERENDAHAN HATI
Manusia dikendalikan oleh ego. Bagaimana tidak? Orang sekarang berjalan menurut kepentingan dirinya sendiri. Kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan maka disingkirkan saja. Dalam hidup berkomunitas, yang sesungguhnya mementingkan kebersamaan, hidup berdasarkan ego adalah sesuatu yang dikecam. Masing-masing orang memiliki peran dengan kadar berbeda-beda bagi komunitas tersebut, maka tidak boleh seseorang dikorbankan hanya demi menuruti keinginan dari salah satu orang saja. Maka, baik kalau dalam komunitas itu dikembangkan sikap rendah hati, bahwa diri sendiri tidak mampu melakukan, maka orang lain lah yang akan memberi bantuan. Bukan malah gengsi dan menutup-nutupi.
Inilah yang menjadi gambaran bagi seorang Yohanes Pembaptis, yang tidak berusaha menonjolkan egonya. Dia sadar posisi dan peran, maka dia mengatakan sesuatu apa adanya, bukan berdasarkan kepentingannya. Dia sadar bahwa dia sekedar pembuka jalan bagi Mesias, maka dia tidak berusaha untuk lebih menonjol dariNya. Orang jaman sekarang, karena ego yang besar, suka menonjolkan diri dan yang parah, mereka melakukan itu semua demi bisa dihormati dan dihargai orang lain, atau supaya orang menaruh respek padanya. Padahal itu tidak perlu sejauh, ketulusan hati untuk menampilkan diri apa adanya demi kebaikan, adalah yang dilakukan oleh setiap orang. Semoga hidup kita adalah hidup yang dikendalikan oleh kerendahan hati, bukan hidup yang dikendalikan oleh ego dan kepentingan pribadi.
Selamat pagi, selamat mewartakan kerendahan hati. BDG.
[jakal7/III/15]