Berpuasa yang sesungguhnya Mat 9:14-15
Selama masa prapaskah, Gereja mewajibkan kita untuk berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Berpuasa sesungguhnya seperti yang dijelaskan oleh Nabi Yesaya sebagai berikut : “Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan memetahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapardan membawa ke rumahmu orang miskin…” (Yes 58:6-7). Yesus mengajak kita untuk melakukan puasa dengan motivasi yang benar yaitu demi kemuliaan Allah. Kita berpuasa bukan karena adanya peraturan belaka atau menjalankan kewajiban semata melainkan karena demi menumbuhkan kelaparan dan kehausan akan Allah yang menjadi sumber kelegaan ketika mengalami dahaga dan kesegaran ketika mengalami kehausan. Dalam Injil hari ini, Yesus
menyatakan dirinya sebagai mempelai laki-laki dan para murid sebagai sahabat dari mempelai itu. Hal itu seperti diungkapkan oleh Nabi Yesaya: “Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu” (Yes 62:5). Dengan gambaran yang diberikan Nabi Yesaya tersebut, kita bisa membayangkan bagaimana besarnya Kasih Allah terhadap manusia. Berpuasa adalah saat untuk menumbuhkan rasa haus dan lapar akan Kasih Allah yang kadang seringkali terabaikan. Berpuasa sendiri mempunyai tiga tujuan: agar kita terbebas dari kebiasaan buruk, misalnya makan berlebihan yang kadang dapat merusak kesehatan kita, agar mampu berbagi penderitaan dengan sesama yang menderita dan yang terakhir berpuasa bertujuan agar bertumbuh dalam diri kita suatu kehausan dan kelaparan akan Allah. Seperti yang dikatakan oleh Basilius Agung bahwa berpuasa adalah tindakan mengampuni sesama yang bersalah kepada kita dan berbelaskasih kepada mereka yang menderita. Semoga selama masa prapaskah ini kita semakin bertumbuh dalam keutamaan dan cinta yang mendalam kepada Allah dan sesama.
“Ya Tuhan Yesus Kristus, turunkanlah Roh KudusMu agar kami mampu menghayati laku tobat: berdoa, berpuasa dan beramal selama masa prapaskah ini dengan hati yang penuh syukur dan kegembiraan. Kuasailah hati, pikiran dan diri kami seutuhnya hanya memuji dan memuliakan namaMu”