Hari Sabtu, Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Bacaan I Yeh 47:1-2,8-9.12; Bac II 1Kor 3:9b-11.16-17; Injil Luk Yoh 2:13-22
Saudari-saudaraku yang terkasih, hari ini Gereja merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran yang dibangun oleh Kaisar Konstantinus, putera Ratu Helena, pada tahun 324. Untuk mengekspresikan pengabdian dan persatuan semua umat Katolik kepada penerus Petrus, Gereja memperingati pemberkatan Basilik Lateran. Maka, dengan perayaan ini kita diingatkan sebagai kesatuan Tubuh Mistik Kristus.
Dalam konteks dan diinspirasikan oleh bacaan-bacaan hari ini kita harus bertanya pada diri sendiri apa yang sebenarnya kita rayakan hari ini. Memang benar bahwa kita merayakan pesta ini dan bersyukur bahwa Gereja memiliki struktur yang sangat tertib, stabil, dan universal, tetapi kita juga perlu menerima kenyataan bahwa ini hanyalah sebagian dari realitas Gereja. Hari ini dalam pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran, kita menyadarai sisi lain dari realitas Gereja, yakni kelemahan-kelemahannya. Pertama, kelemahan dan banyaknya kegagalan kita masing-masing individu yang membentuk Gereja, dan juga kegagalan dan kekurangan Gereja secara keseluruhan. Keduanya secara konstan membutuhkan pembersihan oleh kepala Gereja Yesus Kristus yang terus membuat semuanya menjadi utuh.
Saudari-saudaraku terkasih, bercermin dari realitas Gereja sebagaimana dimaksudkan di atas, maka Gereja harus senantiasa melakukan pembaruan. Sama seperti dikisahkan dalam Injil hari ini (Yoh 2:13-22), dimana Yesus ingin mengembalikan fungsi Bait Suci ke asal mulanya, yakni tempat kehadiran Allah. Pembersihan dramatis Bait Suci oleh Yesus dilihat oleh murid-muridnya sebagai tanda nubuat tentang tindakan Allah. Tindakan Yesus yang mengusir para pedagang itu juga suatu simbol bahwa Yesus ingin merombak Bait Suci. Pembersihan Bait Suci oleh Yesus juga merupakan tanda kenabian tentang apa yang ingin ia lakukan dengan kita masing-masing. Dia pernah berusaha, dengan kematian dan kebangkitan-Nya, untuk membersihkan kita dari dosa dan menjadikan kita Bait Suci Roh Kudus yang hidup. Apakah anda dan saya ingin menjadi kudus karena Tuhan itu kudus? Kalau begitu, selama ini apa yang menjauhkan kita dari hadirat Allah?