Jumat, 24 Januari 2020
Sam. 24: 3-21; Mzm. 57: 2.3-4.6.11; Mrk. 3:13-19


Sebuah istilah yang sangat familiar: ‘ORA ET LABORA’, berdoa dan bekerja. Ini hendak menghantar pada permenungan pada kisah Injil hari ini, dimana Yesus naik ke atas bukit, dan berdoa kepada Bapa, dan setelah itu, memanggil kedua belas orang yang hendak menyertai Dia dalam karya-karyaNya, yang disebut Para Rasul. Namun, yang menarik direnungkan adalah, bahwa Yesus, yang adalah Tuhan pun, perlu berdoa semalam suntuk untuk bisa mengambil keputusan penting ini. Mengapa disebut ‘keputusan penting’? Kita tahu bahwa Gereja kita bisa berdiri sampai sekarang adalah berkat pewartaan Para Rasul ke segala penjuru kota dan desa, sehingga kita tak bisa membayangkan bagaimana keadaan Gereja sekarang tanpa peran Para Rasul ini. Lalu, sesuatu yang kemudian direnungkan adalah bagaimana peran doa itu dalam hidup kita? Apakah ada waktu untuk bersyukur atas berkat Tuhan? Apakah sebelum bekerja dan beraktivitas, sebelum memutuskan sesuatu penting dan mengambil langkah dalam hidup, kita bersedia mengambil waktu untuk berdoa?
Ora et Labora! Berdoa dan bekerja. Satu kesatuan. Berdoa saja tanpa berusaha bukanlah yang diinginkan Tuhan. Bekerja tanpa berdoa sebelumnya juga sesuatu yang naif, karena itu sama seperti mengandalkan kemampuan sendiri dan tidak mengakui bahwa kita adalah lemah di hadapan Tuhan. Berdoa sama seperti menyelaraskan kehendak kita dan kehendak Tuhan. Bisa jadi kehendak kita bukanlah kehendak Tuhan, namun bisa juga kehendak kita akan dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan berkuasa pada segala hal, termasuk memutuskan untuk mengubah kehendakNya setelah mendengar doa kita.
Selamat pagi, selamat berdoa dan bekerja sesuai kehendak Tuhan.