Sabtu Pekan Biasa V, 15 Februari 2020

Bacaan: 1 Raj. 12:26-32; 13:33-34; Markus 8:1-10

“HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.” inilah yang dikatakan oleh Yesus ketika melihat orang banyak yang lapar. Memang kalau ingin mudah, mereka diminta pulang dan mencari makan sendiri. Namun Yesus lebih melihat realita ini dengan memakai hati, sehingga mengalirlkan belas kasih kepada mereka semua. Dengan belas kasih inilah, maka Yesus tidak ingin membiarkan mereka lapar. Oleh sebab itulah Yesus meminta para muridNya untuk mengumpulkan makanan yang ada, seberapapun itu. Dengan 7 roti yang ada dan beberapa ekor ikan, Yesus memberikan semua orang itu makan hingga kenyang dan bahkan masih ada kelebihannya. Hati yang berbelas kasih menjadikan segala sesuatu mungkin, apa yang dipikirkan tidak mungkin, karena hati lebih tajam melihat dari pada pikiran. Belas kasih Yesus terwujud dalam tindakan kasihNya melalui mujijat pergandaaan roti dan ikan.

Namun demikian, Yesus tidak melakukannya hanya sebatas perbuatan yang mengagumkan manusia. Yesus berdoa dan mengucap syukur atas roti dan ikan yang ada itu. Inilah tanda syukur atas semua yang diberikan Tuhan, seberapapun yang ada. Dengan bersyukur itu, maka berlipat gandalah rahmat dan berkat di dalam kehidupan manusia. Inilah yang terjadi dengan peristiwa pergandaan roti dan ikan ini sehingga dapat disantap semua orang yang hadir. Ucapaan syukur ini merupakan sikap dan tanda nyata relasi Yesus dengan BapaNya, yang menunjukkan bahwa semua ini dilakukanNya dalam kesatuanNya dengan BapaNya. Bersyukur menjadi bagian dalam hidup kita yang selalu perlu kita lakukan dan bukannya mengeluh dan menuntut kepada Tuhan. Sungguh melimpah anugerah Tuhan di dalam kehidupan kita dan terus tetap melimpah, apakah kita selalu mensyukurinya?

Tidak jarang kita melihat orang lapar, menderita dan terlantar, baik langsung maupun tidak lansung, reaksi kita sering kali ‘kasihan ya’. Namun kasihan ini tidak selalu disertai dengan tindakan belas kasih, jadi berhenti sebagai ungkapan dan pemikiran dan belum sampai pada tindakan nyata. Jika kita selalu sadar dan bersyukur akan semua yang kita miliki dan kita terima dari Tuhan ini, maka kita pun akan berbagi walau tidak banyak. Saatnya sekarang ini kita perlu membuka hati dan melihat segala sesuatu dengan hati yang terbuka, sehingga mengalirlah belas kasih dan kemurahan dari diri kita yang telah mendapat banyak kelimpahan dari Tuhan. Marilah kita berbagi kasih dan memberikan kepada sesama kita dari yang kita miliki.