Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Kita harus berani memanggul salib kehidupan

Posted by admin on September 6, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Kita diminta untuk berani memahami sesama

Posted by admin on September 5, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Hendaknya kita selalu bersama Yesus

Posted by admin on September 4, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

SabdaNya selalu membuka wacana baru

Posted by admin on September 3, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

RENUNGAN LUBUK HATI   4 SEPTEMBER 2025

Posted by admin on September 3, 2025
Posted in renungan 

LUKAS 5:1-11 

“Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Itulah kalimat perintah Yesus kepada Simon Petrus. Perintah Yesus disampaikan kepada Simon Petrus, setelah Ia selesai mengajar dari atas perahu milik Simon Petrus. Sangat menarik sebuah perintah disampaikan pada orang yang baru saja mendarat. Bertolak ke tempat yang dalam, menjauh dari tepian pantai, meninggalkan daratan tempat yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi Simon dan kawan-kawannya.  

Simon Petrus telah semalaman bekerja menjala ikan, namun tak satupun mereka mendapatkannya. Kini ada perintah dari Yesus untuk membawa perahu ke tengah danau. Terasa tidak masuk akal. Di Tengah situasi demikian, Simon tetap mengikuti perintah Yesus. Mungkin ada gejolak dalam dirinya melaksanakan perintah Yesus. Berangkat ke tengah danau di waktu siang dalam keadaan tak menentu, ada ikan atau tidak ada ikan. Seorang nelayan yang berpengalaman, kini berhadapan dengan kenyataan harus menuju tempat yang dalam. Ada kecemasan dan kegelisahan, ada khawatir dan takut tidak mendapatkan ikan. Berada di atas tempat yang dalam untuk menebarkan jala. Ini perintah Yesus. Tidak mudah dipahami, namun Simon tetap melakukannya. Alhasil ada banyak ikan yang masuk di jalanya. Ikan yang banyak, apabila dijual akan menghasilkan uang yang lumayan untuk hidup mereka.

Peristiwa hidup yang kita alami kadangkala juga seperti Simon. Banyak pekerjaan, mitra bisnis, atau lainnya terasa sudah mentok tanpa harapan lagi. Tiba-tiba segalanya terasa lancar dan mudah. Mungkinkah itu sebuah kebetulan?

Simon tidak silau dengan hasil ikan yang didapat dari jalanya. Simon justru merasa kecil dihadapan Yesus. Ia mengakui kelemahan dan kerapuhannya. Ia pribadi yang keras dan tegas, pekerja keras kini terasa tak berdaya di depan Yesus. Seakan-akan segala yang dibanggakan lewat pekerjaannya selama ini terasa kecil dan tak berarti di depan Yesus.  “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Di muka Yesus tak ada sesuatupun yang dapat dibanggakan. Jangan menjadi besar kepala atas segala prestasi yang kita capai.

Simon belajar menjadi rendah hati. Segala keterampilan dan kemampuannya tidak berarti. Semua yang dimiliki berasal dari Tuhan, dan suatu saat akan kembali pada Tuhan. Yesus sedang mengubah jalan pikiran Simon bersama Yohanes dan Yakobus. Yesus melihat kedalaman hati mereka . Yesus melihat kesungguhan ketiga pribadi yaitu Simon, Yohanes dan Yakobus. Mereka tidak bicara tentang jumlah ikan dan hasil penjualannya. Secara manusiawi, mereka ingin menikmati hasil penangkapan ikan, tetapi itu tidak mereka lakukan. Mereka justru mengikuti ajakan Yesus, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Inilah titik balik kehidupan tiga anak mausia.

Setiap orang memiliki perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus. Setiap orang memiliki titik balik dalam kehidupan pribadinya. Hal ini dapat terjadi di manapun, dalam keadaan apapun, Tuhan menunjukkan pencarahan-Nya pada kita. Tuhan ingin agar kita bekerja bersama-Nya. Bekerja untuk meluaskan Kerajaan Allah. Berkarya dan melayani bagi-Nya dan jemaat-Nya. Apakah yang akan kita katakana pada Tuhan, bila Tuhan menjamah kita untuk bekerja bagi-Nya? (rm. Medyanto, o.carm)

Translate »