Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Perspektif

Posted by admin on October 13, 2025
Posted in renungan 

RP Hugo Susdiyanto O.Carm

Luk 11:37-41

Selasa, 14 Oktober 2025

Cara berpikir, menadang seseorang akan menentukan penghayatan nilai-nilai dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. Kaum Farisi dan Ahli Taurat berpikir bahwa mentaati hukum adalah jalan kekudusan, kesempunaan. Sementara melanggar hukum berarti malapetaka. Dalam warta Injil hari ini Yesus berhadapan dengan orang Farisi yang mengundan-Nya makan. Orang Farisi itu heran, sebab Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Bagi orang Farisi, Yesus melanggar hukum. Peristiwa itu oleh Yesus dijadikan sarana mengajarkan hal yang lebih mendalam terkait dengan pelaksanaan hukum.

Yesus tidak anti dengan kebiasaan-kebiasaan yang hidup di masyarakat. Yesus hendak membantu mereka memahami dan melaksanakan hukum secara benar. Bagi Yesus praktek keagamaan haruslah membawa perubahan dalam hati; bukan hanya ritual semata. Bagi-Nya praktek keagamaan harus mengantar setiap hati untuk mengasihi dan menghormati Tuhan dengan segenap hati dan sesama manusia. bagi-Nya penghayatan ritus keagamaan harus membuahkan hati yang takut akan Tuhan dan menghargai sesama. Karena Yesus melihat adanya ketidakseimbangan dalam praktek keagamaan, maka Ia melontarkan kecaman keras, “Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu“ [Luk. 11:39-41]. Dalam tradisi Yahudi ada tiga hal penting yang harus dilakukan sebagai penghayatan hidup yang taat kepada Tuhan yaitu doa, puasa dan sedekah. Akan tetapi dalam prakteknya ketiga hal tersebut hanyalah tampak luar, tidak mengubah hati dan tindakan. Dengan kata lain mereka jatuh dalam ritual kosong. Itulah sebabnya  Yesus mengecam mereka dengan keras.

Selaras dengan Tuhan Yesus, St. Paulus juga mengingatkan jemaat Romo bahwa Tuhan tidak menghendaki segala bentuk kefasikan dan kelaliman. Tuhan telah menyatakan kebenaran, tetapi mereka mengabaikan. Pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh (Rm.1:18-22).

Mari kita hidup dalam perspektif sebagai murid-murid Yesus. untuk itu, kita harus selalu waspada dan ugahari jangan sampai hidup keagamaan kita terjebak pada ritual tanpa relasi pribadi dengan Tuhan dan sesama. Hidup beragama dengan segala bentuk perayaannya harus menjadikan kita manusia ilahi. Hati, pikiran dan perbuatan kita harus terarah kepada kemuliaan Tuhan dan kasih kepada sesama. Itulah ibadat sejati.

Relakanlah diri kita dikuduskan oleh Allah

Posted by admin on October 13, 2025
Posted in Podcast 

Rm. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Datanglah kepadaNya, bukankah kita milikNya

Posted by admin on October 12, 2025
Posted in Podcast 

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Senin Pekan Biasa XXVIII

Posted by admin on October 12, 2025
Posted in renungan 

Rm Gunawan Wibisono O.Carm
13 Oktober 2025
Rom 1, 1-7 + Mzm 98 + Luk 11: 29-32

Lectio
Suatu hari ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”

Meditatio
‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat’, tegas Yesus kepada orang-orang yang mengerumuniNya. Berani kali Yesus berkata demikian terhadap orang-orang. Apakah tidak takut Dia dirajam mereka? Mereka adalah orang-orang jahat. ‘Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus’. Mereka meminta bukti perutusan Yesus, yang berani-beraninya mengajar dan mengadakan aneka mukjizat. Mungkinkah kita juga akan ikut-ikut meminta tanda daripadaNya, jikalau kita hidup di jaman Yesus?
‘Seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini’. Apakah Yesus memperlunak sikapNya? Kehadiran Yesus sendiri adalah tanda dan bukti nyata akan kasih Allah yang menyelamatkan. Allah hadir dalam kehidupan umatNya. Berkat kehadiranNya, semua orang akan sampai kepada Bapa di surge. ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’ (Yoh 14: 6).
‘Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!’. Kalau Salomo dan Yunus mendapatkan perhatian, seharusnya Yesus mendapatkan perhatian lebih istimewa. Namun kehadiranNya yang berlawanan arus, seperti pelanggaran hukum Sabat, makan minum dengan para pendosa, dan terang-terangan melawan orang-orang yang duduk di kursi Musa, membuat Dia tidak populer.
Sebagai orang-orang yang menikmati keselamatanNya, dan bahkan sebagai orang-orang merdeka karena Kristus (Gal 4), karena memang kita ‘telah dipanggil menjadi milik Kristus’ (Rom 1: 6), tidakkah kita memberi perhatian utama kepadaNya?

Oratio
Ya Yesus Kristus, teguhkanlah iman kami kepadaMu, bahwa Engkaulah kehidupan dan Sumber keselamatan. KehadiranMu ke dunia menjadi bukti kasihMu kepada kami. Semoga kami semakin berani memberi perhatian utama kepadaMu dalam segala langkah hidup kami. Amin

Contemplatio
‘Orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus’.

Lambungkan selalu rasa syukur kepadaNya

Posted by admin on October 11, 2025
Posted in Podcast 

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Translate »