Rabu, 25 November 2015
Dan 5:1-6,13-14,16-17,23-28
Luk 21:12-19
Semua orang yang telah dibaptis menerima panggilan untuk mengikuti Yesus Kristus. Mengikuti Yesus Kristus berarti siap melaksanakan kehendak Allah dan siap juga mengalami apa yang sudah dialami oleh Yesus. Dia ditolak, dibenci, difitnah dan di salibkan ketika Yesus menegakkan kebenaran dan hidup dalam kasih. Dengan demikian mengikuti Kristus menuntut keberanian untuk berkurban. Jika tidak berani berkurban, maka bukan sebagai murid Kristus sejati.
Bagaimana agar kita bisa setia kepada Yesus Kristus? Kekuatan yang bisa menopang kesetiaan dalam kengikuti Kristus bukan berasal dari diri kita manusia, namun datang dari Tuhan sendiri. Jika orang mengandalkan dirinya sendiri maka ia akan jatuh dalam kelemahan-kelemahannya. Manusia memiliki banyak terbatasan dan kelemahan. Oleh karena itu perlu sikap rendah hati mengakui akan keterbatasan-keterbatasan tersebut dan membuka diri kapada Nya. Tuhan Yesus akan datang dalam diri orang yang rendah hati dan memenuhi dalam dirinya kekuatan Nya.
Apa yang menjadi tantangan dalam mengikuti Yesus Kristus? Tantangan yang pokok adalah diri sendiri. Oleh karena itu Yesus berkata; “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat 16:24). Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana diri kita berani percaya dan berserah kepada Tuhan dan menolak segala kencenderungan yang negatif dalam diri, yang bertentangan dengan panggilan itu sendiri. Kedekatan dengan Yesus Kristus (hidup rohani) adalah fondasi untuk setia mengikuti Kristus.
Tuhan Yesus yang Maha Kasih, Engkau telah memanggil kami menjadi murid-murid-Mu yang diutus untuk mewartakan kebaikan Mu dalam kehidupan di dunia. Terima kasih atas panggilan tersebut. Kami mohon rahmat Mu untuk menguatkan, menuntun dan mendampingi untuk melaksanakan kehendak Mu. Demi Kristus Tuhan dan mengantara kami. Amin.

