Senin, 23 November 2015
Dan 1:1-6,8-20
Luk 21:1-4
Yesus menyatakan bahwa persembahan kepada Allah tidak diukur dari jumlah atau banyaknya uang atau barang namun diukur dari kerelaan hatinya. Ketika orang memberi sesuatu dalam jumlah yang besar namun disertai dengan maksud yang tersembunyi (penghormatan, pujian, menarik perhatian dll) maka semua yang dikerjakan hanya berhenti pada kepuasan manusiawi.
Janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan dipuji oleh Yesus karena ia memberikan persembahannya dengan ketulusan hati dan cinta. Karena ia memiliki cinta yang tulus, maka ia berani menyerahkan seluruh nafkahnya untuk Tuhan. Oleh karena itu, ketika seseorang melakukan sesuatu entah itu berupa pelayanan atau memberikan persembahan, dengan tulus dan cinta maka dengan pengurbanan tersebut berkenan kepada Allah.
Allah lebih melihat apa yang ada didalam hati seseorang daripada sesuatu yang tampak diluar. Dengan demikian sesuatu yang terlihat tidak bisa menjadi ukuran karena terkadang manusia menyimpan sesuatu/motivasi lain didalam hatinya. Ketika seseorang hidup dalam ketulusan hati dan cinta walau tanpa disertai dengan banyak menerima pujian dari manusia, ia akan tetap merasakan damai dan kebahagian.
Allah yang maha kasih, trima kasih atas Sabda Mu yang mampu menjadi penuntun hidup kami. Jagalah hati kami agar tidak jatuh pada sikap sombong dan agar kami semakin tulus dan rendah hati. Bimbinglah kami selalu agar berani berkurban dalam mewartakan kebaikanMu kepada semua orang yang kami jumpai. Demi Kristus Tuhan dan mengantara kami, Amin.