Posted by admin on May 14, 2016
Posted in videocast
Posted by admin on May 13, 2016
Posted in renungan

Bacaan : 2 Corinthians 12:7-10
Paulus berkata, “Aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”
Tiga kali Paulus meminta pada Allah untuk membuang kelemahan yang muncul seperti duri dalam daging. Kelemahan fisik, mental, atau spiritual yang menghalangi hidup untuk berkembang baik. Dia terus meminta lagi dan lagi, sampai Tuhan sendiri meyakinkan Paulus kalau “RahmatKu cukup bagimu!” untuk terus bertahan hidup walau ada dalam kelemahan. Biarlah kekurangan ada, agar terlihat kuasa Allah yang bekerja dalam hidup manusia yang rentan dan lemah.
Tiga kali pula Yesus meminta keyakinan Petrus, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Meski Simon tak bisa mengasihi Yesus dengan tulus, Tuhan tetap meminta dia menjadi gembala bagi Gereja. Petrus juga perlu belajar bahwa rahmat Allah itu cukup bagi Petrus dalam menjalankan tugasnya menjadi penjaga pengikut Yesus. Keyakinan itu makin ditegaskan kalau, “Meski kita tidak setia, Allah akan tetap setia karena Allah tak dapat menyangkal diriNya sendiri” (2 Tim 2;13).
Kita bisa memandang diri sendiri kalau sering jatuh dalam dosa dan kelemahan yang sama. Apa yang bisa kita harapkan dari diri kita sendiri yang penuh kekurangan dan kelemahan? Satu hal saja yang perlu, yakin akan rahmat Allah yang mengatasi kelemahan dan kerapuhan. Sayangnya, kita sering tidak yakin akan hal itu. Kita terlalu takut untuk membuka hati dan membiarkan rahmat Tuhan bekerja, karena kita lebih percaya pada diri sendiri, pada kekuatan dan perhitungan diri, sampai kita merasa terlalu percaya diri.
Kita letakkan harapan pada Allah dan membuarkan rahmat Roh Kudus bekerja karena “Cukuplah rahmatKu bagimu!”
Posted by admin on May 10, 2016
Posted in renungan
Kis 20:28-38
Yoh 17:11b-19
Yesus berdoa kepada Bapa di surga agar orang-orang yang menjadi mengikutNya selalu hidup dalam kekudusan dan kebenaran serta selalu bersatu dengan Nya. Persoalannya apakah semua orang yang menjadi murid Kristus mau membuka hati untuk kehadiran Nya? Manusia menerima anugerah kebebasan untuk menentukan pilihannya. Ketika mau mengikuti Kristus, manusia memilih dengan bebas untuk menerima Yesus Kristus didalam hidupnya.
Iman kepada Yesus perlu dipupuk dengan kerendahan hati dan kesetiaan. Ada banyak pandangan yang sering ingin menjauhkan relasi kita dengan Yesus Kristus, yaitu pandangan yang mengajarkan bahwa kekuatan materi adalah segala-galanya untuk hidup. Bahkan hal itu dipakai untuk mengukur berapa besar berkat yang diterima dari Allah. Allah tidak pernah menjanjikan kekayaan materi kepada muridNya, tetapi yang Dia janjikan adalah Damai, harapan, kebenaran dan Keselamatan kekal.
Setiap pribadi yang menjadi mengikut Kristus dihadapan suatu tantangan yaitu menjadi rendah hati. Dengan sikap rendah hati orang akan siap untuk dekat dan bersatu dengan Allah. Dengan sikap tersebut kita juga bisa mengalahkan sikap egois yang menghambat dan menghalangi relasi kita dengan Tuhan. Saat bersatu dengan Yesus Kristus maka apa yang kita pikirkan dan yang kita lakukan selaras dengan apa yang dikendaki oleh Tuhan.
Marilah berdoa,
Allah yang Maha Kasih, kehadiran Mu menumbuhkan damai, kedudusan dan keselamatan. Dampingilah kami selalu dalam perjalanan hidup agar kami selalu melakukan apa yang yang menjadi kehendakMu. Jadilah kami alat-alat Mu untuk mengalirkan kasih kepada sesama kami. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami, Amin.
Posted by admin on May 10, 2016
Posted in renungan
Kis 20:17-27
Yoh 17:1-11a
Dalam doa Yesus kepada Bapa di surga terlihat dengan jelas apa yang menjadi impian dan harapan Yesus yaitu agar orang-orang yang telah menjadi muridNya dikuduskan dan disatukan dalam kasih serta menerima kehidupan kekal. Dengan demikian dimata Yesus semua orang yang percaya kepada Nya sangatlah berharga dan dicintai Nya. Namun pertanyaannya apakah semua orang yang telah menerima pembaptisan dan menjadi murid Kristus, mampu menyadari anugerah agung tersebut?
Kekuatan dan kasih Allah sulit dirasakan jika orang tersebut tidak menyadari anugerah tersebut dan tidak percaya kepada Allah. Dengan demikian dibutuhkan keberanian untuk percaya, berserah dan mengandalkan Allah. Dengan iman/percaya maka rahmat Allah berkerja membimbing kita untuk mengerti kebenaran dan kehendak Allah dan merasakan damai dalam hidup. Orang yang telah berani percaya kepada Yesus Kristus, maka Allah Bapa hadir mencurahkan rahmat-rahmat yang kita butuhkan. Dengan demikian Allah selalu hadir bersatu dengan kita dan menyertai kita.
Para pengikut Kristus diutus dimana pun mereka berada untuk menjadi saksi akan kebaikan dan kasih Allah. Sumber kesaksiaan terebut adalah relasi yang dekat dengan Yesus Kristus atau dengan kata lain ; persatuan kita dengan Yesus Kristus menjadi sumber hidup, harapan, damai, dan suka cita sejati. Tidak ada lagi kecemasan yang menghantui manusia jika orang tersebut mau percaya dan berserah kepada Allah.
Marilah berdoa:
Allah yang Maha Kasih, kasih Mu tidak pernah berhenti, selalu mengalir dalam hidup kami. Tambahkanlah iman kepada kami agar kami semakin mampu mensyukuri anugerah yang agung tersebut dan menghayatinya. Dengan demikian maka kami akan siap untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang ditengah-tengah masyarakat. Demi Kristus Tuhan dan mengantara kami, Amin.