Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

BERSIKAP DAN BERTINDAK BENAR

Posted by admin on October 20, 2022
Posted in renungan 

Jumat, 21 Oktober 2022



Lukas 12:54-59

Yesus menyampaikan pesan kepada semua orang untuk melihat kembali dengan baik apa yang terjadi di dunia jaman ini. Peristiwa-peristiwa yang muncul di alam dengan segala bencana dan perubahan iklim dan kejadian-kejadian yang menyangkut manusia dengan segala bentuk kejahatan;  perang, pembunuhan, ketidakadilan, ketamakan, kesombongan, dan sikap acuh (tidak peduli), yang telah  mengorbankan orang-orang kecil dan masyarakat lemah, merupakan tanda yang perlu dibaca dan disikapi, bukan sekedar dilihat sebagai rententan peristiwa-peristiwa pilu namun juga menujukkan bahwa fondasi dan sendi-sendi penting kehidupan dan bangunan masyarakat dunia sudah rapuh. Apakah kerapuhan tersebut menjadi awal dari kehancuran dunia dan akhir dari semua? “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?”(Luk 12:56).

Dengan demikian, sikap yang diperlukan untuk melihat dan menilai zaman adalah sikap berjaga-jaga. “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Mat 24:42).
Artinya masing-masing orang perlu berbenah diri dan menyiapkan diri dengan hidup lebih baik lagi dihadapan Allah.  “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”(Mat 24:44). Oleh karena itu,  masing-masing orang tidak cukup mengalir dan mengikuti arus dunia, namun diperlukan memiliki sikap sendiri yang lahir dari kesadaran sebagai orang beriman dan kemudian membuat keputusaan dan tindakan yang baik yang sejalan dengan kehendak Kristus, yang membawa orang tersebut pada keselamatan. Dengan demikian, sikap berjaga-jaga dan kesadaran tersebut membuat manusia selalu siap dan tetap setia berjalan di jalan yang benar seturut dengan kehendak Allah.

Dengan demikian sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, mereka telah menerima dan dibekali oleh Allah yaitu Roh Kudus yang membimbing mereka kemana kaki mereka melangkah dan menguatkan mereka menghadapi pergumulan-pergumulan yang muncul, sehingga mereka tetap berdiri, dan berjalan. Artinya, mereka mampu bersikap dan bertindak benar di jalan menuju damai sejahtera dan keselamatan. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”( 1 Kor 15:58).

Didik, CM 

SIAP MENGIKUTI KRISTUS

Posted by admin on October 19, 2022
Posted in renungan 

Kamis, 20 Oktober 2022



Lukas 20:49-53

Yesus menyampaikan pesan yang menunjukkan bahwa ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh mereka yang menjadi murid dan pengikut Kristus yaitu turut memanggul salib. “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”(Luk 14:27). Mengapa hal itu harus terjadi? Sebab , seperti yang telah dilakukan oleh Yesus, Dia datang untuk menghadirkan kebenaran yang seperti api yang bisa membakar amarah dan menyulut pertentangan bagi mereka yang ada di jalan yang salah atau tidak benar. “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!”(Luk 12:49).

Dengan demikian, setiap murid Kristus disadarkan kembali bahwa sebelum kebangkitan mulia dan penebusan oleh Kristus, maka harus diwali dengan penyangkalan atas segala bentuk dosa dan memanggul salib setiap hari. Inti salib adalah suatu pengorbanan demi kebaikan dan kebenaran, maka salib bisa muncul ketika seseorang berusaha menegakkan kebaikan dan kebenaran, lalu perjuangannya tersebut ditentang, ditolak,  dan dihambat oleh orang-orang di sekitarnya, dan bahkan dari antara mereka adalah orang-orang dekat dan familinya sendiri. “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.”(Luk 20:51-52).

Oleh karena itu,  pertentangan yang terjadi bukan sesuatu yang diiginkan, namun sesuatu yang harus dihadapi, dan tidak bisa dihindari akibat penolakkan dari orang-orang yang tidak siap meninggalkan dosa dan kejahatan, ketika para murid Kristus berjuang untuk menegakkan kebaikan dan kebenaran. “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.”(Mrk 13:13). Dengan demikian, mereka yang setia pada imannya , akan selalu berjalan bersama dengan Yesus dalam menghadapi berbagai tantangan.

Didik, CM 

TANGGUNG JAWAB BESAR

Posted by admin on October 19, 2022
Posted in renungan 

Rabu, 19 Oktober 2022



Lukas 12:39-48

Yesus mengajak.kepada para murid-Nya untuk memiliki sikap dan semangat berjaga-jaga. Hal itu berarti seseorang dalam kondisi siap selalu dan sadar untuk menjalani hidupnya sehari-hari dengan baik dan benar seturut dengan kehendak Allah. “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”(Luk 12:40). Dengan sikap berjaga-jaga maka setiap orang yang menjalani hidupnya dengan berpijak pada iman dan apa yang telah diajarkan kepada mereka, yaitu hukum Kasih. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Mrk 12:31-32).

Dengan demikian, setiap orang yang telah percaya kepada Kristus dengan kesadaraannya sudah sepantasnya menjalani hidupnya sehari-hari dengan setia mengikuti Kristus; melaksanakan kehendak-Nya; dengan rendah-hati, setia, penuh harapan dan suka-cita. Mereka yang telah berani memperjuangkan kehendak Allah terwujud dalam kehidupan berarti setia kepada Allah dan dengan demikian mereka menjadi pribadi-pribadi yang dekat dengan Allah.  “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”(Mrk 3:35).

Dengan demikian, setiap orang yang telah dipilih menjadi pengikut Kristus dan setia melaksanakan kehendak-Nya adalah pribadi-pribadi yang telah menerima  karunia yang Agung sebagai orang-orang dekat-Nya dan mereka telah menerima banyak kemurahan dari Allah. Oleh karena itu, mereka juga dipercaya akan tanggung jawab yang besar pula, yaitu menghadirkan pribadi Kristus dalam kehidupan. Artinya, melalui kesaksian hidup, mereka menjadi cahaya yang mewujudkan nilai-nilai yang ada di dalam diri Kristus dalam kehidupan. “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” (Lukas 12:48 b).

Didik, CM 

DIA YANG MEMILIH ADALAH SETIA

Posted by admin on October 18, 2022
Posted in renungan 

Selasa, 18 Oktober 2022



Lukas 10:1-9

Pada suatu saat, Yesus mengutus para murid-Nya untuk terlibat dalam mewartakan Injil Kerajaan Allah kepada  semua orang yang dikunjungi. “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.”(Luk 10:1). Mengapa Yesus mengambil inisiatif untuk melibatkan banyak murid yang secara manusiawi, mereka memiliki keterbatasan dan kelemahan. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”(Yoh 15:16). Yesus memilih mereka karena kemurahan dan belas kasih-Nya yang ingin menyatakan bahwa kekuatan Allah yang akan mampu menopang dan menguatkan orang-orang pilihan-Nya.

Dengan demikian jika Allah telah menghendaki, maka segala sesuatu menjadi mungkin. Oleh karena itu,  Roh Kudus akan berkarya kepada mereka yang telah dipilih oleh Allah untuk membawa mereka pada pertobatan dan pembaharuan diri,  dan akhirnya siap diutus untuk meluaskan Kerajaan Allah. “Kata Yesus: “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”(Luk 18: 27). Setelah Allah telah memilih para murid-Nya, maka yang selanjutnya bagaimana masing-masing orang memelihara dengan setia anugerah luhur tersebut.  Kesetiaan tersebut dinyatakan dengan berjuang untuk menghayati panggilannya dengan hidup baik seturut kehendak-Nya.

Oleh karena itu, Rahmat panggilan  sebagai pengikut Kristus tidak berhenti dan selesai pada jawaban pertama pada saat Allah memanggil, namun jawaban tersebut harus diperbaharui setiap hari sebagai tanda bahwa mereka setia mengikuti Kristus dalam situasi apa pun, sebab Dia yang telah memilih mereka adalah setia. “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.”(Ibrani 10:23) 

Didik, CM 

YANG DIBAWA KEPADA ALLAH

Posted by admin on October 17, 2022
Posted in renungan 

Senin, 17 Oktober 2022



Lukas 12:13-21

Yesus menyampaikan pesan bahwa setiap orang yang hidup di dunia memiliki tujuan untuk sampai kehidupan kekal. Tujuan tersebut bisa dicapai ketika manusia setia dan untuk berbuat baik.  “Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,”(Roma 2:6-7). Dengan demikian ketika di dunia manusia tidak cukup hanya mengejar ambisi keinginan-keinginannya dan menerima sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan kekayaan, namun yang seharusnya dilakukan adalah banyak berbuat baik dengan tulus. Sebab yang akan dibawa dan dilihat Allah adalah  seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dan bukan berapa banyak harta bendanya. “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”(Luk 12:15).

Oleh karena itu, tantangan masing-masing orang yang ingin hidup benar dihadapan Allah adalah menyangkal dirinya dari segala bentuk ketamakan. Mengapa tidak sedikit orang, jatuh pada ketamakan? Alasannya adalah karena mereka mengira bahwa dengan menguasai segalanya maka jiwa dan hidupnya akan tenang. “Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”(Luk 12:19).  Akan tetapi kenyataannya tidaklah demikian karena jiwa menghadap Tuhan tidak serta merta membawa barang-barang dunia. “Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?”(Luk 12:20).

Didik, CM 

Translate »