Markus 8:1-10

Kita semua tahu bahwa negara-negara saat ini masih berada dalam kondisi lockdown. Pandemi terus merenggut nyawa manusia dan setiap hari angka ini terus bertambah. Ketidakpastian di atas ketidakpastian menjadi hal yang normal. Dan setiap saat adalah normal baru diatur dengan protokol kesehatan yang baru. Karena itu setiap orang dituntut untuk mampu beradaptasi di atas kondisi krisis yang ada dan cenderung permanen.

Berinspirasi pada Injil hari ini tentang mujizat pemberian makan kepada ribuan orang, barangkali kita tergoda untuk melontarkan pertanyaan seperti ini: Mengapa Tuhan tidak membuat saja mujizat untuk membebaskan kita dari krisis pandemi saat ini? Apakah Tuhan masih berbelas kasih melihat dunia yang terus lockdown, banyak penderitaan dan begitu banyak korban jiwa berjatuhan karena pandemi?

Seperti para murid kita berada dalam situasi krisis. Massa yang mengikuti Yesus hendak dibubarkan dan kembali ke rumah namun perjalanan yang jauh dan dalam keadaan lapar setelah berhari-hari mengikuti Yesus, mereka tidak mungkin selamat sampai ke rumah.

Yesus mengantisipasi situasi ini dan menyelamatkan ribuan nyawa manusia sebelum mereka pulang dan mati kelaparan di jalan.

Jika situasinya dikonversi ke saat ini, maka pertanyaan yang relevan: Berapa banyak vaksin yang tersedia untuk menyelamatkan populasi dunia saat ini dari pandemi?

Sekarang beberapa jenis vaksin sudah ada. Di Amerika Serikat ada Pfizer dan Moderna, dan sebentar lagi ada Johnson & Johnson, diikuti tiga jenis vaksin yang lain yang sedang dalam fase ke-3 uji klinis. Selain itu ada Sinovac dari Cina dan Sputnik dari Rusia.

Fase distribusi dan vaksinasi sedang berlangsung. Kita berharap bahwa produksi vaksin akan distribusikan secara fair, tepat sasar dan menjangkau sebanyak mungkin orang, bisa diakses oleh semua negara, bukan hanya oleh Amerika Serikat, Eropa dan proksinya.

Agar distribusinya adil, maka perlu ada regulasi yang jelas dan terbuka untuk publik: Berapa banyak produksi vaksin dalam sehari atau seminggu? Apakah pemberian vaksin dilakukan secara gratis? Kalau tidak gratis, maka berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat satu dosis vaksin? Bagaimana dengan mereka yang tidak tidak punya biaya sama sekali untuk membayar vaksin yang dibutuhkan? Bagaimana setiap negara mengatur prioritas pemberian vaksin itu: Siapa yang harus divaksin lebih dulu? Jumlahnya berapa dan makan waktu berapa lama untuk setiap kategori atau kandidat penerima vaksin? Dst… Ukuran seperti ini membantu untuk mencapai target yang ingin dicapai yakni menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin orang dan mengembalikan dunia ke keadaan normal bebas pandemi.

Tuhan tahu situasi krisis saat ini. Namun kita hanya bisa selamat jika kita berbagi, memberi dari diri kita apa yang ada, menjadi “roti hidup” bagi yang lain, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Tanpa cinta dan kerelaan untuk berkorban, kita tidak bisa membayangkan kondisi dunia saat ini seperti apa… Kita manusia berbagi dari kekurangan. Tuhan memberi dari kelimpahan. Mujizat terjadi karena ketidaksempurnaan kita disempurnakan oleh kelimpahan kasih dan kebaikan Tuhan yang tiada batas. Semoga kita senantiasa bersyukur atas setiap rahmat yang kita terima dari Tuhan. Amen.