Senin, 15 Februari 2021

Markus 8:11-13

            Yesus sangat prihatin dengan sikap orang-orang Farisi yang selalu mempertanyakan kehadiran Kristus. Mereka sudah mendengar dan sudah melihat dengan mata mereka sendiri apa yang telah diperbuat Yesus; mengajar dengan penuh kuasa, mengampuni mereka yang bertobat, menyembuhkan yang sakit, membebaskan orang dari setan, dan membangkitan kembali orang yang sudah meninggal. Yesus tidak memiliki alasan lain, kecuali memberikan damai, harapan dan keselamatan untuk manusia. Lalu apa yang membuat orang-orang Farisi ragu dan menolak-Nya? Sulit untuk dipahami. Oleh karena ketegaran hati mereka, maka tidak akan ada tanda lain yang ditunjukkan kepada orang-orang Farisi. “Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.”(Mrk 8:12).

            Bagaimana seseorang bisa menerima berkat dan kebaikan Tuhan jika ia tidak membuka pintu hatinya untuk kehadiran-Nya? Bagaimana seseorang bisa menerima uluran kasih Tuhan jika ia tidak meraih tangan kasih Tuhan Yesus?  Dengan demikian jawaban yang bebas dan tulus dari masing-masing orang sangatlah penting, karena di sana terjadi pertemuan antara manusia dan Allah. Perjumpaan terjadi karena anugerah Tuhan dan iman yang lahir dari jawaban masing-masing orang. “Tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.” (Amsal 28:25). Dengan demikian,  iman adalah harta yang sangat berharga. Dengan iman terebut, seseorang dengan hati bisa melihat, mendengar dan merasakan kasih dan kebaikan Tuhan Yesus, bahkan hal-hal yang tidak mungkin bagi manusia, akan terjadi dalam hidup orang yang percaya.”Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.”(Mrk 9:23).

            Oleh karena itu berbahagialah orang yang berani untuk percaya kepada Kristus. “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”(Yoh 20:29). Hidup seseorang menjadi lega, ringan dan damai jika ia berani percaya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yesus. “Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku.”(Mzm 4:2). “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”(Mat 11: 28). Yesus telah hadir, maka Kerajaan Allah sudah datang. Semua orang diundang untuk datang kepada-Nya.  Semua telah dilakukan oleh Yesus untuk menyatakan  kasih Allah kepada manusia, agar mereka percaya kepada-Nya. Sekarang tinggal bagaimana jawaban dari masing-masing orang.

            Tidak ada paksaan untuk percaya kepada-Nya, sebab iman adalah keputusan bebas masing-masing orang. Jika seseorang berani percaya dengan segala konsekuensinya, maka ia telah diangkat oleh Allah menjadi anak-anak-Nya, sehingga ia menjadi orang pilihan-Nya untuk mewartakan kebaikan dan kasih Allah kepada sesamanya. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.”(Yoh 15:16). Segala kelimpahan dan kekayaan rahmat Allah selalu ada di dalam diri mereka yang percaya, sebab mereka ada bersama-sama dengan Alllah Bapa. Apa yang  menjadi milik  Allah juga menjadi bagian dari kekayaan mereka. “Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu Bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.” (Luk 15:31). Harapan-Ny, Dia bisa berjalan Bersama menemani anak-anak-Nya yang dikasihi-Nya. Sebab Ia ingin mereka yang telah dipilih-Nya tinggal Bersama dengan-Nya. “Ya Bapa. Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.”(Yoh 17:24).       

                                                                                Paroki St. Montfort Serawai, ditulis oleh Rm. A. Didik Setiyawan, CM