Rabu dalam Oktaf Paskah, 7 April 2021
Bacaan: Kis. 3:1-10; Luk. 24:13-35
Kisah pengalaman dua murid yang sedang berjalan pulang menuju ke Emaus ini sangat terkenal, karena menjadi sebuah peristiwa iman yang juga membuka mata iman kita kembali. Kekecewaan dan kesedihan mewarnai kedua murid ini, namun di tengah situasi itulah, Yesus hadir di tengah mereka. Yesus tidak pernah meninggalkan para muridNya dalam kesedihan, karena Ia tetap setia menemani mereka. Namun demikian tidak jarang kesedihan dan kekecewaan itulah yang menjadi fokus, sehingga kehadiran Tuhan tidak dilihat. Terkadang kita terlalu sibuk dengan diri kita dan persoalan kehidupan kita dan tidak sadar bahwa Tuhan ada dan hadir bersama kita. Dengan sabar Yesus membuka mata mereka terutama melalui Sabda Tuhan dalam Kitab Suci supaya mereka memahami yang telah diwartakan di dalamnya. Begitu pentingnya pula bagi kita untuk selalu membuka hati dalam membaca Kitab Suci, mendengarkan suara Tuhan dan meresapkannya.
Ketika mereka tiba di Emaus, Yesus diundang untuk tinggal bersama mereka dan saat itulah terjadi peristiwa yang membuka mata mereka. Dalam perjamuan makan, Yesus melakukan seperti yang selalu dilakukanNya ketika bersama mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur dan membagikannya kepada mereka. Peristiwa itulah yang membuka mata mereka sehingga mereka mengenal Yesus, namun Ia menghilang. Perjamuan menjadi bagian penting dalam perjalanan iman kita, yang selanjutnya kita kenal sebagai Perayaan Ekaristi, yang menghadirkan kembali Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama para rasulNya. Oleh sebab itulah kita dipanggil untuk setia ikut serta dalam Perayaan Ekaristi yang setiap hari dirayakan oleh para imam bersama semua umat di seluruh dunia.
Perayaan Paskah menyadarkan kita semua akan pentingnya mendasarkan hidup dan iman kita pada Sabda Tuhan dan Ekaristi, yang selalu disediakan bagi kita. Saatnya kita membaharui komitmen hidup kita sebagai seorang katolik dalam mengikuti Yesus Kristus untuk selamanya.