Kisah Para Rausl 11:1-18

Yohanes 10:1-10

Saudara-i terkasih,

    Kemarin Yesus telah memproklamirkan diriNya sebagai Gembala yang baik. Oleh karena itu sehubungan dengan tema diatas, kita sekali lagi coba menyimak apa yang Yesus katakan: 

“Aku berkata kepadmu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;” dengan kata lain bahwa hanya melalui Yesus, domba-domba itu akan selamat dan mendapat perlindungan, sembari akan masuk dan keluar menemukan padang rumput. Singkatnya, bahwa Yesus adalah satu-satunya gembala yang dapat memenuhi apa saja yang dibutuhkan oleh domba-domba itu untuk hidup. Sudah sangat pasti untuk semua dan setiap domba yang berlindung dibawah penggembalaanNya.

    Kata-kata Yesus diatas mengingatkan saya akan pengalaman masa kecil ketika membantu bapak, setiap akhir pekan bersama adik, kami menghabiskan waktu untuk menggembalakan sapi. Ada sekian banyak pengalaman bersama adik saya, bersama-sama harus menggiring sapi ke kandang, memberi rasa nyaman sampai akhrnya sapi-sapi dapat masuk ke kandang dengan selamat. Beberapa kali sejauh ingatan saya kami berdua harus menggiring sapi-sapi terutama yang masih sangat kecil untuk tidak terperangkap di tumpukan ular piton yang sudah menant menangkap mereka. Seringkali kami harus berteriak dan menciptakan suara yang sangat keras untuk menghindari agresifitas ular piton itu. itulah salah satu bahaya yang masih tertanam dalam ingatan saya ketika saya bersama adik menggembalakan sapi.

    Selain itu dalam bacaan pertama hari inipun kita semua diperkenankan untuk melihat kedalaman arti dari apa yang Yesus ungkapkan untuk kaum Farisi. Terutama ketika Roh Kudus telah turun atas Petrus dan ketika ia menerima orang kafir pertama kedalam keanggotaan gereja yang baru. Disini kita sudah bisa melihat bagaimana kekuatiran yang lurar biasa dari kaum Kristen Yahudi dari Yudea, sampai akhirnya Petrus menjelaskan secara gamblang bahwa Roh Kudus telah turun atas kaum bangsa Yahudi yang telah percaya pada hari Pentekosta. 

    Kata-kata Petrus sudah dapat memberi rasa lega kepada para murid yang kuatir/tidak aman – hingga akhirnya mereka bisa memuji dan memuliakan Allah atas belaskasih kehidupan yang mereka terima. Itulah akhirnya dengan sangat jelas kita bisa memahami mengapa Yesus sampai tiga kali memerintahkan Petrus untuk “menggembalakan domba-dombaNya.” Yesus tidak pernah memberikan satu alternatip lain kepada Petrus, selain hanya harus pergi dan melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Sebagai pemimpin untuk gereja yang baru, sudah tepat bahwa Petrus menerima mereka yang tak bersunat sekalipun. Tetutama dalam tugas mewartakan kabar gembira yang sudah dipercayakan kepadanya untuk orang-orang Yahudi. Situasi itu bergitu cepat terjadi dan mengalami perubahan yang radikal ketika Saulus menjadi Paulus, dimana kepada Paulus Yesus mempercayakan tugas mewartakan kabar gembira kepada kaum kafir.

    Inilah gereja yang dibangun oleh Kristus sendiri, dimana pintu keselamatan itu terbuka untuk semua orang yang mau datang dan mau percaya kepada Nya. Setiap orang yang sudah dibaptis menerima tugas yang sama untuk mewartakan Kristus kepada dunia yang lapar dan haus akan kebenaran dan Injil. Semoga Sabda Allah dan Sakramen-sakramenNya (dengan kata lain, semoga sakramen-sakramen yang adalahi tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan) itu memberi rahmat dalam pelaksanaan tugas kita selanjutnya. Amin.