Kisah Para Rasul 13:13-25
Yohanes 13:16-20
Sakramen Pembaptisan yang kita terima menjadikan kita pengikut Kristus dengan tugas untuk mewartakan kabar gembira dan membangun Kerajaan Allah
Dari Kitab Perjanjian Lama diceritakan perjalanan iman para bapa bangsa disertai informasi tentang garis keturunannya. Singkatnya sejarah keselamatan itu berlangsung sampai pada kedatangan Yesus (Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia dan tinggal diantara kita), dan seluruh rangkaiannya sampai akhirnya boleh dibilang bahwa oleh sakramen Pembaptisan semua orang yang dibaptis sudah ikut ambil bagian dalam garis keturunan itu. Itulah kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan yang berbicara tentang relasi kita denganNya.
Berbicara tentang sejarah keselamatan mengingatkan saya akan pengalaman saya ketika masih di Sekolah Rakyat (SR – 6 tahun) yang kemudian dirobah menjadi Sekolah Dasar (SD – 6 tahun). Setiap malam sesudah makan malam, ketika itu sebagai murid kelas 3, saya ditugaskan bapa untuk mendampingi adik-adik tidur malam. Supaya mereka cepat tidur dan tidak rewel mengganggu bapa yang lagi siapkan pelajaran untuk hari berikutnya (bapa saya sebagai kepala sekolah di SR Katolik di kampung). Yang saya lakukan, sangat boleh jadi saudara-i ku juga melakukannya ialah menceritakan cerita-cerita dari Kitab Suci Perjanjian Lama mulai dari Kitab Kejadian, tentang Penciptaan Dunia, tentang Adam dan Hawa, Kain dan Abil dan lain sebagainya. Bapa saya yang lagi mempersiapkan pelajaran seringkali geli tertawa, karena saya sering membumbui cerita saya yang sama sekali tidak ada di dalam Kitab Suci. Sampai sekarang ketika kami semua berkumpul waktu liburan, mereka masih selalu kembali mengangkat pengalaman masa kecil teristimewa dengan cerita-cerita yang saya bumbu-bumbuin itu. Hal ini menunjukkan betapa mereka boleh merasakan keterlibatannya bahkan merasa menjadi bagian dari cerita sejarah keselamatan. Ceritanya menjadi panjang sampai cerita-cerita dari Perjanjian Baru, boleh dibilang setiap malam mereka menagih agar saya terus menceritakan cerita-cerita itu sampai mereka tertidur.
Sudah sangat pasti, pengalaman ini menjunjukkan betapa pentingnya sejarah keselamatan itu diteruskan untuk selalu bisa mengingatkan anak-anak kita akan kasih setia Allah dalam seluruh perjalanan hidup iman kita. Santu Pauluspun dalam bacaan pertama hari ini (Kisah Para Rasul) mengatakan: “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah dengarkanlah!” dan seterusnya…Bagaimana orang Israel, nenek moyang kita yang tinggal d Mesir sebagai orang asing, telah menjadi bangsa yang besar, dengan segala keturunannya”. Boleh dibilang, kesaksian dan pengajaran St.Paulus itu luar biasa. Pengalaman pribadi St. Paulus, riwayat pertobatannya sangat banyak berbicara tentang kebesaran dan kuasa Tuhan. Dengan kekuatan dan kuasa Kristus serta bimbingan Roh Kudus yang bekerja melalui St.Paulus kita jumpai lagi dalam bacaan Injil hari ini: “Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.” St. Paulus mewartakan Injil karena Kristus sendiri yang mengutus dia melakukannya. St. Paulus berhasil mewartakan kabar geembira di Antiokia, Korintus, Ephesus, dan masih banyak komunitas lain dimana saja Paulus diutus. St. Paulus benar-benar seperti St. Yohanes Pembaptis menunjukkan jalan kepada Kristus dan selanjutnya kepada Bapa yang mengutus Yesus.
Saudara-i terkasih, kita semua oleh rahmat Sakramen Pembaptis telah menjadi anak-anak Allah dan diutus untuk melakukan hal yang sama, seperti yang telah dilakukan juga oleh St. Paulus mewartakan kabar gembira kepada siapa saja dalam perjalanan kita di dunia ini. Kita adalah bagian dari sejarah dan tradisi untuk terus melanjutkan kabar gembira itu dari generasi ke generasi. Semoga kita dalam panggilan apapun sebagai orang tua, saudara-i dalam keluarga, dalam komunitas tetap memiliki “sense of belonging and sense of responsibility” kepada gereja, kerajaan Allah yang telah hadir di tengah-tengah kita. Semoga berkat kebesaran, kemahakuasaan Kristus Tuhan dan dengan bimbingan RohNya yang Kudus, kita masing-masing mampu melanjutkan misi perutusan yang telah kita terima dalam dan melalui Sakramen Pembaptisan. Semoga!!!