Kamis, 5 Agustus 2021
Matius 16:13-23
Setelah sekian lama para murid melihat dan mengalami kebersamaan dengan Yesus Kristus, lalu Yesus bertanya kepada mereka. “ Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16: 15-16). Petrus menjawab bukan dari mulutnya sendiri, namun karena Roh Allah yang menyertainya. “Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”(Mat 16:17). Dengan demikian pengenalan dan iman kapada Yesus Kristus, bukan semata-mata karena usaha manusia, namun karena Roh Kudus yang bekerja di dalam diri seseorang yang percaya.
Namun karena kemanusianya seseorang tidak bisa menangkap sepenuhnya misteri Allah yang Maha Agung. Cara pandang manusia, seringkali tidak sama dengan cara pandang Allah. Mesias bagi Petrus yang mewakili para murid lainnya, melihat seperti tokoh super hero, yang tidak dapat dikalahkan dan selalu menang. Oleh karena itu ketika Yesus berbicara tentang diri-Nya yang akan ditangkap, diadili, difitnah, disiksa dan di salibkan, maka Petrus terkejut dan menolak pemikiran tersebut, karena Petrus berpikir dengan sudut pandang sebagai manusia. “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (Mat 16:21). Sementara Yesus berbicara sebagai Anak Allah yang diutus untuk menebus dosa-dosa umat manusia dan menyelamatkan mereka. “Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyalah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”(Mat 16:23).
Mengimani Yesus Kristus adalah mengenal, memahami arti dari pengorbanan atau salib sebagai jalan menunju pada kembangkitan dan kehidupan. Yesus adalah Mesias yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga-Nya untuk penebusan manusia yang berdosa. Lewat korban salib Yesus Kristus, manusia berdamai kembali dengan Allah Bapa yang dahulu hubungan tersebut telah dirusak oleh dosa-dosa manusia. “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamian itu kepada kami.”(2 Kor 5:18).
Serawai, Rm. Didik, CM