2 Samuel 12:1-7, 10-17
Mark 4:35-41
Sesama saudara-i terkasih,
Bacaan hari ini melanjutkan cerita tentang raja Daud dan Bathsheba. Nabi Nathan, datang menemui raja Daud, membawakan sebuah cerita yang sesuai dengan perbuatan raja Daud. Cerita itu membuat raja Daud memetik arti dan maknanya yang sangat cocok dengan apa yang telah ia perbuat. Raja Daud mempunyai perasaan yang sangat peka akan keadilan telah membuatnya mau membalas perbuatan orang kaya yang telah mencuri sesuatu kepunyaan orang miskin dari cerita itu.
Nabi Nathan lalu menyampaikan kepada raja Daud bahwa dia sendirilah orang kaya dalam cerita itu. Raja Daud langsung memahami maksud cerita itu dan mengakui serta menyatakan bahwa ia perlu bertobat dan mengakukan kesalahannya. Dari pernyataan raja Daud ini secara biblis/alkitabiah mengatakan bahwa: Allah sudah akan mengampuni raja Daud, bahwa Allahpun sudah akan mengampuni kita juga kalau kita mau menerima dan mengakukan segala kesalahan dan dosa-dosa kita. Raja Daud mengakui bahwa dengan dosanya yang besar itu, ia perlu menjawab apa yang diingatkan oleh nabi Nathan dengan perbuatan baik yang lebih besar kepada Allah. Raja Daud langsung mohon ampun atas segala kesalahan dan dosanya. Pertobatan dan pengakuan raja Daud menunjukkan keinginannya untuk memuji dan memuliakan Allah dengan berbuat apa yang sebenarnya dan yang dikehendaki Allah.
“Allah telah mengampuni segala kesalahan dan dosa-dosa kita” kiranya akan senantiasa tertulis dalam hati dan ingatan kita. Pesan inipun telah terulang ketika Yesus menyembuhkan orang berdosa dan menyembuhkan mereka dari semua penyakitnya. Kalau kita benar-benar mau memahami pernyataan kasih Allah kepada kita, apapun dosa kita, maka seperti raja Daud, kita sudah dapat memberikan contoh tentang sikap iman kita kepada Allah yang penuh kasih itu bagi orang lain.
Dimanapun kita berada saat ini, di gereja, di rumah, ataupun di tempat kerja, kitapun bisa membayangkan dan merenungkan mukjizat yang Yesus lakukan dalam bacaan injil hari ini: “meredahkan hujan dan angin badai”. Cerita-cerita dari Yesus dan para muridNya itu perlu kita baca dengan sikap iman, juga dengan daya imaginasi yang dalam. Kita membayangkan bahwa kita lagi berada di dalam perahu yang lagi berlayar menghadapi ombak dan angin badai. Suatu pengalaman yang dapat membuat kita sangat takut dan cemas akan tenggelam, seperti saya yang samasekali tidak tahu berenang lho!!!. Pada saat itu Yesus malah mengingatkan para muridNya dengan mengatakan: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mk 4:40. Mari kita renung sejenak, angin ribut dan gelombang macam apakah yang sedang kita alami hari ini dalam hidup pribadi kita, dalam kehidupan keluarga dan komunitas kita?…sikap iman macam apakah yang dapat kita tunjukkan bahwa Tuhan ada bersama kita?
Saudara-i seiman,
Kalau kita memahami dan percaya akan kasih dan pengampunan Tuhan dalam kedua bacaan hari ini, kita pun akan dapat mengerti bahwa mukjizat yang Yesus lakukan dengan meneduhkan angin badai di laut, dan sikap iman raja Daud atas pengampunan dan belaskasih Allah, maka kitapun harus kuat menghadapi pukulan akibat dosa dan kesalahan kita, tetapi pada saat yang sama kita juga tetap akan mengakui cinta Allah yang tak pernah akan meninggalkan kita dan tak pernah akan membiarkan kita jatuh terlalu dalam yang membuat kita begitu jauh dari pelukan kasihNya. Amin.
Tuhan memberkati dan sampai jumpa.