Kamis, 23 Februari 2023
Lukas 9:22-25
Yesus menyampaikan apa yang akan terjadi di dalam hidup-Nya. Dia adalah Mesias yang akan menderita, ditolak, diadili dengan tidak adil, dan disalibkan, serta bangkit pada hari ketiga setelah wafat-Nya. Apa yang terjadi merupakan bukti bahwa Allah berbelas kasih kepada manusia yang berdosa, yang karena dosa tersebut manusia melawan Allah Bapa mencipta mereka. “Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (Luk 9:22). Oleh karena itu, kasih Allah jauh lebih besar dari pada dosa-dosa yang telah dilakukan oleh manusia. Dia tidak membuang manusia berdosa, namun mengampuni mereka.
Dengan demikian, apa yang dilakukan Allah dalam diri Yesus Kristus terhadap manusia, merupakan sikap dasar yang perlu dimiliki dan dilakukan oleh setiap pengikut-Nya, yaitu menyangkal diri, memanggul salib dan mengikuti Kristus. “Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”(Luk 9:23). Oleh karena itu, setiap orang yang telah menetapkan hati menjadi murid Kristus adalah pribadi-pribadi yang telah dipilih untuk memberikan kesaksian di dalam hidup mereka akan Allah yang baik, dan penuh belaskasih. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”(Mat 5:16).
Dengan demikian, Kristus mengharapkan bahwa setiap murid-Nya tahu dan sadar akan besarnya kasih dan kemurahan Allah terhadap diri mereka, dan kemudian mereka melakukan hal-hal yang baik, yang sepadan dengan apa yang mereka terima secara cuma-cuma dari Allah. “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”(Mat 10:8). Oleh karena itu, mereka yang telah sadar , dengan sendirinya akan siap berkorban (memanggul salib), senang memberi dan berbagi dengan suka cita kepada sesama, terutama bagi mereka yang lemah dan menderita, serta bermurah hati untuk memaafkan orang lain, seperti halnya Allah telah mengampuni mereka.
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”(Luk 6:36).
Didik, CM