Selasa, 21 Februari 2023
Markus 9:30-37
Yesus mengajak kepada para murid-Nya, untuk terus belajar menjadi pribadi yang rendah hati, sebab dengan sikap ini, mereka akan bisa mengikuti Yesus Kristus dengan baik, yaitu menjadi pribadi yang siap untuk melayani. “Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Mrk 9:35). Sering kali banyak orang memandang menjadi pelayan merupakan pekerjaan yang rendah dan hina. Akan tetapi di hadapan Allah orang yang dengan tulus melayani Tuhan di dalam diri sesamanya, justru diangkat oleh Allah, sebab melayani adalah sikap utama dan paling mulia dihadapan Allah. Oleh karena itulah Dia datang dalam diri Yesus Kristus, bukan untuk dilayani namun untuk melayani. “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”(Mrk 10:45).
Dengan demikian sikap rendah hati dan melayani dengan tulus adalah sikap dan tindakan yang harusnya selalu melekat di dalam diri semua murid Kristus. Hal ini juga bisa menjadi ukuran sejauh mana seseorang sungguh mengikuti Kristus atau tidak. Jika seseorang ringan tangan menolong sesamanya yang menderita dan lemah, dan dilakukannya tanpa ada maksud lain, maka bisa dipastikan hal itu muncul dari hati yang dekat dengan Tuhan, dan sebaliknya jika seseorang lebih peduli dengan dirinya sendiri, tentu datang bukan dari Allah. Oleh karena itu, sikap melayani merupakan tindakan iman, yang dilakukan untuk Tuhan dan karena Tuhan. “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”(Yoh 12:26).
Seringkali dan tidak sedikit orang jera dan tidak melayani lagi karena pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu. Bagaimana cara memulihkannya? Caranya adalah memurnikan kembali apa tujuanya melayani? Jika mereka melayani demi Tuhan, maka ia akan mengikuti kembali dorongan-Nya untuk melayani.
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”(Kolose 3:23-24).
Didik, CM