Rm Gunawan Wibisono O.Carm
15 September 2025
Ibr 5, 7-9 + Mzm 31 + Yoh 19, 25-27

Lectio
Pada waktu itu dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Meditatio
Maria benar-benar memberi hati kepada sang Puteranya, dan sekaligus Yesus sang Putera menjadi sang Buah hati bagi ibuNya. Yesus bukanlah anak mama yang selalu mengikuti kemauan sang ibu; segala kemauan ibu akan selalu dikerjakan. Sebaliknya, Maria adalah mama Anak, karena segala yang dikerjakan sang Putera diikutinya dengan setia. Sebuah pedang akan menembus jiwamu, sebagaimana dikatakan Simeon (Luk 2), tidak membuat Maria mundur teratur; malah dia terus maju ikut memanggul salib kehidupannya. Sebagaimana ‘sang Anak telah belajar taat, dan ini nyata dari segala yang telah dideritaNya’ (Ibr 5), demikianlah Maria taat dan setia pada kehendak Tuhan sebagaimana dinubuatkan Simeon.
“Ibu, inilah, anakmu!”, kata Yesus kepada Maria sang ibu, yang berdiri di samping salibNya, dan kepada murid-murid-Nya Yesus menegaskan: “Inilah ibumu!”. Maria benar-benar dimintai tolong mendampingi para muridNya, agar mereka setia juga dalam memanggul salib kehidupan; dan para murid diminta untuk berani belajar kepada sang ibu untuk menjadi muridNya yang setia.
Hendaknya kita belajar dari Maria, dan meminta bantuan doanya, dalam mengikuti Kristus sang Putera.

Oratio
Yesus Kristus, Engkau memberikan Maria bagi kami kami untuk menjadi teladan setia dalam mengikuti Engkau. Rahmatilah kami menjadi orang-orang yang setia. Amin.

Contemplatio
“Inilah ibumu!”