Bacaan I               : Pengkotbah 3: 1-11

Injil                         : Lukas 9: 18-22

 

Gambaran diri kita atas diri kita ternyata berhubungan pula dengan gambaran kita akan Allah. Jika kita memiliki gambaran diri yang baik maka kitapun akan memiliki gambaran yang baik pula tentang Allah, sebaliknya bila kita memiliki gambaran diri yang kurang baik maka kitapun akan memiliki gambaran yang kurang baik pula tentang Allah. Mengapa bisa demikian? Santa Teresia dari Avila, Santo Yohanes dari Salib dan kita yakin banyak orang kudus lain juga mengajarkan demikian, yaitu bahwa kita bisa mengenal Allah kalau kita mengenal diri kita, tanpa mengenal diri maka kita tidak akan bisa menganal Allah, dan sebaliknya, kalau kita menganal Allah maka kita akan bisa mengenal diri kita.

Tuhan dengan sangat jelas bertanya kepada para murid tentang siapakah diriNya. Pertus mewakili para muridmengatakan bahwa Yesus adalah Mesias (yang diurapi). Pertus bisa mengatakan demikian karena ia mengenal Yesus. Ia mengatakan demikian karena ia tahu bahwa Allah telah bekerja banyak dalam dirinya melalui Yesus sang guru. Dengan demikian kitapun juga diberi pertanyaan yang sama oleh Yesus. Siapakah Yesus menurut kita. Pertanyaan ini meminta kita agar kita mau merenungkan perbuatan-perbuatan Tuhan dalam diri kita yang membuat kita menyadari bahwa Yesus adalah sungguh sang Mesias bagi hidup kita.