Peta Perjalanan Fransiskus Xaverius
3 Desember, Pesta Santo Fransiskus Xaverius
Sejarah Katolik di Ambon, Maluku, Kalimantan, India, Malaka, serta Jepang tak bisa dilepaskan dari tokoh Fransiskus Xaverius. Dia mencintai Asia dan menghabiskan seluruh karya penyebaran agama ke kawasan Asia Timur dan Tenggara. Dialah pelopor misionaris Katolik dan menjadi co-founder serikat Jesus (SJ) bersama Ignatius Loyola.
Awalnya Raja Juan III dari Portugis menginginkan mengirim 5 misionaris ke Asia. Fransiscus Xaverius terpilih untuk pergi karena ia harus menggantikan salah satu orang imam yang sakit. 6 Mei 1542, Fransiskus tiba di Goa, dan tanpa lelah bekerja selama 3 tahun di kawasan Tenggara India, dan melayani 20.000 orang Katolik. Dia menterjemahkan buku katekismus ke dalam bahasa Tamil dengan dibantu oleh orang lokal. Karyanya berkembang, dan dia membaptis 10.000 orang lagi di akhir tahun 1544.
Kapal-kapal Portugis yang mencari rempah-rempah sampai ke Malaka menarik perhatian Fransiskus untuk meyebarkan Injil di Asia Tenggara, asal rempah-rempah yang sangat masyur di dunia. Pertengahan tahun 1545 Fransiscus berlayar ke kepulauan Indonesia dan Malaysia. Sembari belajar bahasa dan mencari penterjemah lokal dia bermisi di pelabuhan Portugis di Malaka.
Sejarah Ambon dan Maluku berubah karena kehadiran Fransisxus Xaverius di tahun 1546-1547. Dia bekerja tanpa lelah di Ambon, Maluku, Ternate, Moro, Borneo, dan meletakkan fondasi Katolik yang kuat di daerah ini. Kemungkinan besar dia membaptis sekitar 60.000 orang selama berkarya di derah itu.
Setelah berhasil berkarya di Asia Tenggara, Fransiskus berhasrat menyebarkan injil di Jepang. Namun karena menyadari bahwa budaya dan bahasa Jepang yang sulit, dia ingin belajar dulu bahasa dan budaya Cina sebelum berkarya di Jepang. Dia berlayar ke pulau Sancian, dekat Cina daratan. Namun sakit yang berat menghapus impiannya, di Sancian Fransiskus meninggal di usia 46, 3 Desember 1552. Impian untuk sampai ke Cina tak pernah terwujud.
Jenasahnya dimakamkan di Sancuan. Tahun 1553, saat kuburnya dibuka, jenasahnya masih utuh dan dibawa ke tempat peristirahatan sementara di Malaka (Makau). 11 Desember 1553, Fransiskus tiba di rumah terakhirnya Goa. Kini jasadnya tersimpan di Katedral Goa, India tempat misinya yang pertama. Sebagai misionaris, dia meninggal di tanah misi, dan jenasahnya tak kembali ke negeri asalnya Spanyol. Orang Goa mencintainya sebagai bapa pelindung karya misi Asia.
Fransiskus Xaverius bukan orang yang pandai dalam bahasa. Dia berjuang keras saat menyebarkan Injil, kesulitan berbahasa diatasi dengan memakai penterjemah lokal. Satu prinsip misinya yang diteruskan sampai sekarang ini adalah penyebaran Injil harus masuk dalam budaya dan bahasa lokal, pemberdayaan masyarakat lokal lewat pendirian sekolah dan seminari untuk pendidikan calon pastur setempat.
“Tanpa karya misi, Gereja akan mati” kata Paus Yohanes Paulus II. Di manapun warga Gereja berada, kita membawa tanggungjawab misi dengan segala macam bentuk. Contoh hidup yang baik, kata yang menghibur, doa yang tulus, bekerja dengan tekun adalah bentuk misi yang bisa dilakukan sehari-hari di manapun orang berada.
Selamat pesta Fransiskus Xaverius!