Dikisahkan dalam Injil hari ini, bagaimana seorang ibu dari kebudayaan Yunani datang kepada Yesus memohon agar anaknya perempuan yang kerasukan roh jahat. Yesus menguji iman ibu itu. Dan ibu dari Yunani itu sangat gigih memperjuangkan kepentingan anak perempuannya karena ia yakin bahwa sang Nabi agung yang sudah mulai terkenal di daerah Galilea ini pasti bersedia membantunya.

Kegigihan usaha ibu itu dibenarkan oleh Yesus dengan kata-kataNya, Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Yesus menyembuhkan anaknya perempuan meskipun Yesus tidak bertemu langsung dengan anak perempuan yang kerasukan roh jahat itu.

Hal ini diceriterakan oleh Markus (Mrk 7:24-30) dengan maksud agar para pendengar dan pembaca Injil semakin percaya pada Yesus, sang Anak Manusia yang kedatanganNya sangat ditunggu-tunggu untuk mewartakan kebenaran janji Allah untuk menyelamatkan umatNya. Pengusiran roh jahat atau setan itu merupakan kelanjutan bagaimana kebenaran karya penyelamatan Anak Manusia itu dapat dialami oleh umat manusia sehingga mereka tidak perlu lagi menunggu dan mencari-cari sang Mesias lagi. Janji Allah untuk menyelamatkan umat manusia-tidak hanya bangsa Yahudi-telah digenapi sendiri oleh Putera Allah.

Bagi kita orang Katolik yang hidup dua ribu tahun sesudah Yesus wafat dan bangkit. Kisah injil yang dibacakan dalam misa hari ini tetap memiliki makna. Kita dipanggil untuk terus-menerus bersedia mendekati Yesus dan memohon pertolongannya. Hidup umat manusia dari jaman dulu maupun sekarang tetap dikurung oleh kekuatan kegelapan. Yesus Kristuslah satu-satunya andalan dan harapan kita untuk bisa dibebaskan dari kungkungan kuasa kegelapan.

Kuasa kegelapan tidak harus berupa manifestasi langsung setan dalam kehidupan kita. Namun yang sangat sering terjadi adalah manifestasi kehadiran roh jahat dalam hati kita yang menjerumuskan kita ke dalam kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Kebiasaan-kebiasaan yang buruk hanya bisa ditaklukan melalui hadirnya kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam hidup kita. Marilah kita upayakan lebih banyak lagi melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti memperlakukan orang lain secara Kristiani tanpa membeda-bedakan warna kulit, suku dan agama.