Bacaan I : Yesaya 49: 1-6

Bacaan Injil : Yohanes 13: 21-33.36-38

Sebagai seorang guru dan sekaligus seorang pemimpin Yesus mempunyai hak untuk menghukum pengikutNya yang berkhianat. Namun Yesus tidak melakukan hal itu. ia tidak menghukum Yudas Iakariot yang mengkhianati Dia. Sebaliknya Ia memberi kebebasan kepada Yudas untuk melakukan aksi pengkhianatannya.

Banyak orang berpikir bahwa sikap Yesus untuk mengijinkan Yudas mengkhianati Dia sebenarnya adalah sebuah jalan penyelamatan. Jika Yesus tidak dikhianati Yudas maka maka tidak akan pernah ada karya keselamatan. Namun benarkah demikian? Benarkah bahwa bahwa karya keselamatan umat manusia terletak dalam pengkhianatan Yudas atas Yesus? Kiranya tidak sesederhana itu. Allah yang maha agung bisa membuat karya keselamatan tanpa harus menggunakan Yudas. Tanpa pengkhianatan Yudas pun karya keselamatan tetap terlaksana.

Peristiwa yang digambarkan dalam Injil hari ini yang sedemikian dramatis justru membuat kita sadar betapa Allah sungguh menghargai kehendak bebas umat manusia. Allah kita bukanlah Allah diktator, Allah yang selalu mengekang kita. Sebaliknya Ia adalah Allah yang sungguh membebaskan kita. Ia memberi kita kebebasan karena Ia begitu mempercayai kita. Ia sangat yakin bahwa kita mampu menjaga dan menghargai kebebasan tersebut. Jika Allah sedemikian percaya pada kita, sebaliknya dari pihak kitapun semestinya kita juga bisa mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. Biarlah Tuhan memakai kita kita menjadi alatNya untuk mewartakan karya penyelamatanNya. Semoga, amin. Tuhan memberkati.