Perayaan Ekaristi merupakan doa yang bersifat liturgis, artinya doa yang dipanjatkan imam bagi seluruh dunia. Berkat pembaptisan kita menerima martabat imamat. Kita memiliki tanggung jawab untuk berdoa secara liturgis bagi keselamatan dunia. Perayaan Ekaristi yang merupakan doa liturgis komunitas orang beriman bukanlah doa pribadi yang bisa diubah-ubah sesuai suasana hati kita masing-masing. Di dalam doa liturgis itu kita tidak hanya berdoa bagi diri kita sendiri, melainkan kita berdoa bagi keselamatan seluruh dunia.
Kita berdoa bagi dunia supaya dunia hidup, artinya supaya dunia berada dalam naungan kuasa Kristus dan bukan di bawah kungkungan kuasa kegelapan. Kita berdoa supaya suara Kristus bergema di dunia sehingga lenyaplah egoism dan kekerasan digantikan dengan sikap manusiawi yang saling membantu dan hidup dalam perdamaian. Perayaan Ekaristi sebagai doa liturgis yang menyelamatkan dunia mengajak agar kita semua bersedia dan berani mengubah wajah dunia dari kemunafikan dan ketidakjujuran yang mementingkan kepentingan orang-orang tertentu menjadi dunia yang mementingkan kesejahteraan bersama.
Apa yang kita alami di dunia ini yakni kegembiraan dan kesedihan kita persembahkan melalui persembahan Ekaristi. Kita persembahkan roti keberhasilan dunia dan juga anggur kegagalan dunia, darah Kristus yang memungkinkan dunia mencapai keberhasilan sesuai nilai-nilai Injil. Kita persembahkan kekuatan seluruh dunia, kekayaan kita, ketenaran kita, para atlit kita, para seniman kita, pengusaha dunia, kemiskinan dunia, anak-anak, kaum muda, kaum lansia, kesehatan kita dan juga penyakit-penyakit kita. Semuanya: keindahan, kelemahan, kegembiraan dan kesdihan dunia kita persembahkan di dalam perayaan Ekaristi. Dunia yang arogan, tidak peduli akan Allah dan dunia yang memiliki hati akan Allah dengan kerinduan hati akan berkatNya kita juga persembahkan di dalam perayaan Ekaristi.
Apa yang penting di dalam mendoakan perayaan-perayaan liturgis dalam mengingat bahwa doa-doa ini bukanlah bahwa doa-doa itu kita panjatkan untuk diri kita sendiri atau pun doa-doa yang kita panjatkan itu relevan dengan kebutuhan pribadi kita. Doa-doa liturgy itu tidaklah harus relevan dengan hidup pribadi kita. Kita berdoa sebagai orang dewasa, sebagai imam yang memohon berkat Tuhan atas dunia. Semoga dunia diselamatkan olehNya.