Kisah Para Rasul 11:1-18
Yohanes 10:1-10
Saudara-saudariku terkasih,
July tahun 1994, untuk pertama kali saya mendapat kesempatan mendampingi group ziarah ke Holy-Land (Israel) selama dua minggu. Group ziarah ini sangat unik, karena yang mengikuti ziarah ini tidak semuanya Katolik. Lebih dari separuhnya beragama Katolik, dan yang lain adalah saudara-saudari kita dari Gereja Kristen Protestan dan yang lainnya saudara-i kita dari Budha dan Islam. Kita mengunjungi semua tempat suci di Israel dan setiap hari ada perayaan Ekaristi. Sama saudara-i kita yang Protestan, Budha dan Islam selalu mengikuti semua acara dengan khidmat…di Yerusalem kita sempat mengunjungi Mesjid Al-Aqsa. Ketika kami sampai di Yopa, saya mendapat kesempatan merayakan Ekaristi Kudus di gereja dimana St. Petrus mendapat penglihatan seperti yang kita dengar atau kita baca dalam bacaan pertama hari ini.
Bacaan pertama hari ini secara sangat dramatis dan radikal mengungkapkan sikap gereja purba. Diceritakan bahwa orang-orang kristen keturunan Yahudi pada waktu itu mengeritik Petrus yang masuk dan makan bersama orang-orang Kafir dan atau orang-orang yang tidak bersunat. Petrus menjawab kritikan dan keprihatinan mereka dengan membagi pengalamannya bagaimana ia dikuasai oleh kekuatan ilahi dan apa yang ia lihat ketika ia sedang berdoa. Dalam penglihatan itu, Tuhan memberi petunjuk kepada Petrus agar ia mengesampingkan beberapa peraturan tentang kebersihan yang sudah berabad-abad lamanya dipegang teguh oleh kaum Yahudi. Dalam peristiwa itu Petrus mendengar suara yang mengatakan: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!” Inilah langkah penting pertama untuk menyingkirkan hal-hal yang membatasi dan memisah-misahkan kaum Yahudi dari orang-orang kafir. Dengan kata lain, Kristus bukan menjadi milik orang Katolik atau Kristen saja. Tetapi Kristus adalah pribadi yang Universal, Ia datang untuk semua orang.
Selanjutnya dalam bacaan hari ini, memberikan kita suatu contoh betapa pentingnya sikap yang terbuka dari pihak Petrus membangun komunitas gereja purba. Petrus menceritakan bagaimana rahmat dan karya Roh Kudus telah menggerakan hati orang-orang kafir, mereka bahkan mengundang Petrus untuk mendampingi mereka agar mereka juga boleh mendengarkan pengajarannya serta kesediaan Petrus menghantar mereka kepada keselamatan. Ketika Petrus sampai di tempat tinggal mereka dan mulai berkhotbah, Petrus mengatakan bahwa Roh Kuduspun telah turun atas mereka. Pernyataan ini mengingatkan dia akan apa yang telah dikatakan oleh Yesus sendiri: “Yohanes membaptis dengan air tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Petrus mengakhiri pernyataannya dengan mengatakan bahwa “Jadi jika Allah memberikan karuniaNya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” Maka mereka yang telah berkeberatan kepada kegiatan dan sikap Petrus akhirnya memuji dan memuliakan Allah katanya: “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”
Oleh karena itu saudara-saudariku terkasih, bacaan pertama hari ini membantu kita untuk lebih bersikap terbuka dan welcome kepada siapa saja yang mau mengenal Tuhan lewat sikap dan tingkah laku hidup kita. Bahwa Yesus datang membawa keselamatan. Kebenaran ini penting untuk disimak bahwa bacaan hari ini memberikan kita suatu pesan yang sangat berarti dalam tugas kerasulan kita. Bahwa untuk memperkenalkan dan berpartisipasi dalam tugas pewartaan (evangelisasi) kita juga harus punya sikap yang terbuka kepada siapapun yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari…kita bisa bergaul dengan siapa saja, tidak exclusive tetapi bisa menghadirkan Kristus kepada siapapun lewat sikap dan tingkah laku serta tutur kata setiap hari. Proud to be Catholic…Bangga menjadi seorang Katolik, karena kata Katolik sendiri berarti Universal, Yesus datang untuk semua orang. Amin