Dalam kehidupan kita, ada beberapa jenis panggilan hidup. Ada yang dipanggil untuk hidup berkeluarga, ada yang dipanggil untuk hidup sendiri tanpa menikah, ada yang dipanggil untuk menjadi biarawan atau biarawati, dan ada yang dipanggil untuk menjadi imam, baik imam biarawan maupun iman projo atau diosesan.
Panggilan-panggilan hidup yang berbeda-beda itu oleh Allah dimaksudkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup orang beriman yakni persatuan dengan Tuhan. Persatuan dengan Tuhan sudah kita alami ketika kita merayakan Ekaristi dan berbela rasa dengan saudara-saudari kita yang berkekurangan. Keluarga-keluarga menjadi sarana persatuan dengan Allah melalui persatuan suami isteri yang tak terceraikan dan persatuan kasih antara orang tua dengan anak-anak yang dipangil untuk menghormati, mencintai dan menaati orang tua mereka.
Apakah suami dan isteri yang berpisah menunjukan bahwa mereka gagal mencapai tujuan ideal tadi? Inilah kenyataan yang kadang kita jumpai dalam kehidupan bahwa ada pasangan yang terpaksa harus berpisah karena alasa-alasan tertentu. Perpisahan suami dan isteri bukanlah suatu kegagalan untuk mencapai tujuan hidup orang beriman. Memang tindakan preventif biasanya lebih baik daripada tindakan penyembuhan. Demikian juga pasangan suami dan isteri yang mengalami kekisruhan hidup berkeluarga hendaknya sesegera mungkin mencari bantuan agar perpisahan yang tidak perlu dapat dihindarkan. Namun bila kenyataannya terpaksa ada perpisahan, suami dan isteri yang mengalami itu perlu diberi bantuan konseling agar dapat dengan segala keterbatasan mereka, tujuan hidup panggilan orang beriman bisa terus dipenuhi.
Pangilan hidup sendiri tanpa nikah merupakan kenyataan yang kita jumpai dalam kehidupan. Mereka yang memilih panggilan hidup single ini juga menerima tanggung jawab yang sama untuk mengejar tujuan ideal hidup orang beriman. Mereka ini memiliki kewajiban yang sama dengan umat beriman lainnya. Mereka dipanggil untuk menjadi warga kerajaan Allah dan menyebarkannya melalui gaya hidup single mereka.
Bagi biarawan dan biarawati panggilan hidup mereka adalah mencintai Tuhan dengan hati tak terbagi melalui ketekunan hidup doa dan pelayanan kepada sesama yang kekurangan. Panggilan hidup imam biarawan dan diosesan adalah menjadi pendoa bagi pengudusan dan penyelamatan dunia melalui perayaan Ekaristi dan sakramen-sakramen yang lain. Sering kita mendengar bahwa para imam adalah “man of God, man of prayer, and man of others”.
Pendek kata, pada Hari Minggu Pangilan ini kita diajak untuk melihat kembali bagaimana kita masing-masing telah menekuni kewajiban dan tanggung jawab kita sesuai panggilan kita masing-masing.