Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: “Ia akan segera membenarkan mereka . Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, l adakah Ia mendapati iman di bumi ?” (Lukas 18: 8)
Santo Agustinus dalam tulisan rohani mengajari para pengikutnya bagaimana menyiapkan diri untuk berdoa, dan apa yang perlu kita doakan.
Pertama, sebelum kita bertanya “Apa yang didoakan?”dan “Bagaimana kita berdoa?”, kita pertu bertanya “Bagaimana orang bisa menyiapkan diri agar bisa berdoa?” Agustinus mengakan kalau kita perlu ‘desolate in this world.’ Orang perlu berdiam dulu, memisahkan diri dari kesibukan dunia, dan ini dimulai dari mata. Jika kita tidak bisa melihat kebenaran, seluruh doa kita akan menjadi sia-sia.
Kedua, “Apa yang kita doakan?” Setiap orang perlu berdoa meminta untuk kebahagian dalam hidup. Apa yang membuat orang bahagia? Kenikmatan dan kesenangan membawa orang pada kebahagiaan. Tapi kalau kita teliti hati lebih dalam, semua itu membawa pada kebahagiaan yang tidak kekal. Yang membawa pada kebahagiaan mendalam ada di dalam Mazmur 27, “Satu hal saja yang aku minta, tinggal di rumah Tuhan sepanjang hidupku.” Itulah fundamental doa yang paling penting, kata Agustinus.
Bukan berarti kita tak butuh hal yang lain untuk kebahagiaan. Jika Tuhan menjadi sumber kehagaiaan hidup kita, dan berelasi dekat dengan Tuhan menjadi keinginan kita, pandangan ini akan membawa kita lebih tahu bagaimana kita meminta hal lain dan berdoa untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Agustinus melanjutkan, jika kita berdoa, “Oh Tuhan, berilah saya pekerjaan sehingga aku tidak jatuh miskin!” dan hati kita sudah memiliki fondasi bahwa kebahagiaan kita adalah untuk membahagiaan Allah dan sesama, maka orang yang berdoa demikian memiliki motivasi hati yang benar. Hasilnya bila ia mendapat pekerjaan, ia akan bekerja baik dan setia karena motivasinya untuk membahagiaan Allah dan sesama.
Namun bila kita tak punya motivasi yang benar, dan berdoa, “Tuhan buatlah saya kaya segera!”, maka orang yang berdoa demikian hanya akan punya keinginan hidup untuk dirinya sendiri, terlalu berambisi, dan egois, meski ia bekerja sebaik mungkin.
Ketiga, belajar untuk menerima, terutama disaat kita berada dalam penderitaan dan kesusahan. Agustinus memberi contoh doa Yesus di Getsmane. Yesus berdoa, ” Jauhkan piala ini dari padaku (keinginan jujur agar Tuhan Allah menjauhkan derita dan kesusahan), tapi juga berdoa penerimaan, “tapi jadilah padaku menurut kehendakMu.”
Dalam Surat Paulus pada umat di Roma 8:26, Paul berkata kalau Roh Kudus akan mengajari hati kita untuk berdoa saat kita bingung dan mengeluh, Tuhan akan m endengarkan doa-doa kita yang juga tak terkatakan dalam kata-kata.
