Senin, 29 Agustus 2016

PW Wafatnya St Yohanes Pembaptis

 

Yer 1:17-19

Mrk 6:17-29

Yohanes pembaptis menunjukkan keberiannya menentang kejahatan dan menegakkan kebenaran. Ia tahu akan resiko yang akan terjadi ketika ia melakukan tindakan melawan kejahatan. Resiko yang ia terima adalah dipenjara dan dibunuh oleh Raja Herodes. Yohanes rela mengalami sesuatu yang kejam dan wafat demi kebenaran. Darimanakah datangnya keberanian yang begitu kuat dalam menentang kejahatan dengan segala resikonya?

Yohanes pembaptis tidak berjalan sendiri. Ia selalu percaya bahwa pernyertaan Allah selalu bersamanya. Kesadaran dan keyakinan bahwa Allah selalu menyertai membuat Yohanes pembaptis tidak takut oleh apapun, sekalipun harus menghadapi maut. Keberanian Yohanes mengalami itu semua menjadi bukti bahwa karena iman maka kita bisa kuat menghadapi resiko dan tantangan hidup pada saat kita menegakkan kebenaran. Iman kepada Kristus adalah kekuatan dan sekaligus pendorong kita untuk bertindak benar dan berani memperjuangkan kebenaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika kita beriman, kita menempatkan Allah berada ditengah dan pusat hidup. Keberanian Yohanes bersumber dari keyakinannya kepada Allah yang senantiasa menjadi pusat hidupnya. Saat Allah menjadi pusat hidup, maka segala yang dipikirkan dan yang dilakukan sejalan dengan apa yang menjadi kehendak Nya. Dengan demikian ketika kita berani menyerahkan pada Allah, Dia sendirilah yang mengarahkan dan menuntun kita perjalanan seturut kehendakNya.

Marilah Berdoa,

Allah Yang Maha Kasih, lewat Santo Yohanes Dikau telah mengjarkan kami untuk selalu percaya kepada Mu. Seperti halnya Yohanes Pembaptis, mampukanlah kami untuk berani melawan segala bentuk kejahatan dan berani meluruskan jalan hidup kami terserah kepada Mu. Demi Kristus Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.