Kamis, 16 Maret 2017
Sikap tidak peduli
Luk 16:19-31
Dalam pengalaman hidup, kita seringkali mendengar dan mungkin juga mengalami dua perasaan ini: mencintai dan membenci. Sebenarnya kedua perasaan ini bukanlah suatu untaian lawan kata melainkan suatu ungkapan perasaan yang sama-sama mempunyai kepedulian terhadap seseorang. Orang yang sedang membenci ataupun orang yang sedang mencintai, sama-sama memikirkan orang yang dibenci atau dicintai, sama-sama mencari hal-hal pribadi yang belum diketahuinya, sama-sama menggunakan setiap saat untuk mengingat dan menyebut namanya. Namun dua kata itu (benci dan cinta) berbeda dengan sikap tidak peduli. Ketidakpedulian bisa berarti menganggap orang lain tidak ada. Sehingga jangankan menyebut nama, terlintas dalam pikiran pun tidak. Demikian kiranya sikap orang kaya yang ditampilkan dalam injil hari ini. Dia tidak peduli dengan kehadiran Lazarus, yang menderita karena kemiskinan dan kelaparan.
Perumpamaan ini mengajak kita untuk merenungkan kembali pentingnya sikap kepedulian dan kepekaan terhadap orang lain. Orang kaya dalam bacaan Injil hari ini menutup mata hatinya untuk melihat penderitaan dan kesusahan saudaranya. Di hadapan realita kematian, baik orang kaya dan orang miskin, keduanya harus menghadapi penghakiman di hadapan Allah. Dalam masa prapaskah ini, Yesus mengundang kita untuk menjalankan pertobatan yang membuahkan tindakan kasih kepada sesama. Kita diundang untuk mempunyai sikap peduli dan solider terhadap saudara-saudari kita yang mengalami ketidakberutungan, karena sakit, lanjut usia, miskin dan mengalami ketidakadilan. Keberanian untuk berbagi dan berbela rasa menjadi ungkapan pertobatan dan silih atas dosa-dosa kita. Dalam perumpaan ini, Yesus tidak bermaksud menomerduakan orang kaya ataupun memprioritaskan orang miskin, tetapi Yesus hendak menekankan bahwa sikap tidak peduli dan tidak peka terhadap situasi orang lain, perlu diwaspadai dalam hidup sehari-hari. Allah mengundang kita untuk mewujudkan pertobatan kita dengan sikap peduli dan berempati dengan penderitaan orang lain.
“Yesus Kristus, Engkau memberikan teladan hidup untuk mencintai semua orang tanpa kecuali. Ajarilah kami untuk mencintai dan membangun sikap peduli dan empati terhadap penderitaan orang lain.”