Selasa, 28 Maret 2017
Yes 47 : 1-9,12
Yoh 5:1-3a.5-16
Ketika Yesus datang ke Yerusalem, Dia bertemu dengan orang yang sudah menderita sakit selama 38 tahun lalu Yesus menyembuhkannya. Orang yang sakit tersebut bersuka-cita karena apa yang diharapkan selama 38 tahun kini terwujud. Sementara itu orang-orang Yahudi yang kemudian mengetahuinya justru merasa tidak senang, marah dan berusaha untuk menganiaya Yesus. Suatu yang aneh, karena ketika melihat orang yang sembuh dari sakit, orang-orang Yahudi justru menjadi marah. Jika hatinya tulus dan baik pasti orang akan ikut merasa bergembira ketika orang yang menderita bertahun-tahun kini bisa sembuh.
Mengapa orang Yahudi menolak kebaikan, pertolongan dan kasih yang diberikan oleh Yesus kepada orang yang sakit? Alasanya adalah karena orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus Kristus. Mereka menjadi buta hati nya dalam melihat kasih dan kemulian Allah karena mereka tidak percaya. Kesombongan dan kebencian menutup hati orang Yahudi sehingga mereka tidak percaya. Sekalipun mereka berpengetahuan tinggi namun itu tidak membuat mereka mudah untuk percaya kepada Yesus.
Kepercayaan kepada Kristus adalah sesuatu yang penting untuk menjalin komunikasi yang baik dan untuk menerima apa yang berharga dari Nya dan juga membuat kita berani untuk menyerahkan hidup kepada Kristus. Ketika relasi kita baik dengan Kristus maka Dia akan hadir dalam diri dan menuntun serta menyelamatkan kita. Kepercayaan tersebut dianugerahkan Allah kepada orang yang siap menerimanya. Mereka yang siap menerima benih iman adalah orang yang rendah hati. Bagaikan tanah yang subur akan siap menumbuhkan benih yang ditanam. Demikian hati manusia yang rendah hati akan siap menerima iman dan melipat-gandakan iman tersebut.
Marilah berdoa,
Allah yang Maha Kasih tambahkanlah selalu iman kami agar kami semakin mampu merasakan belas-kasihanMu. KepadaMu kami serahkan hidup ini. Pakailah kami untuk menjadi pewarta kebaikanMu kepada sesama kami. Sebab Dikaulah Tuhan dan keselamatan kami. Amin.